- Metabolisme protein dalam tubuh terganggu- Kemampuan ginjal membuang asam urat yang berlebih dalam darah sudah menurun- Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung purin tinggi.
Peningkatan kadar asam urat dalam aliran darah disebabkan oleh berbagai faktor.
Tidak sedikit di antaranya merupakan kecenderungan genetik, yang mengarah ke cacat ginjal yang mengganggu pengeluaran asam urat dalam urine.
Satu hal yang musti diketahui, gejala asam urat dan autoimun sekilas sama.
Keduanya penyakit yang sama-sama menyerang persendian tubuh.
Baca Juga: Tata Cara Pencoblosan di TPS yang Aman Sesuai Protokol Kesehatan, Cegah Virus Corona
Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Nyoman Kertia menyampaikan pemaparan tentang hal-hal yang perlu diketahui masyarakat tentang penyakit rematik asam urat dan autoimun.
"Kedua penyakit itu memang sama-sama menyerang persendian tubuh," paparnya dalam seminar daring bertajuk “Mengenal Penyakit Rematik Asam Urat dan Autoimun serta Penanganannya” yang digelar Ikatan Remautologi Indonesia cabang Yogyakarta.
Melansir laman resmi UGM, Prof. Nyoman menjelaskan bahwa asam urat dan autoimun memiliki gejala yang berbeda.
Ia menyatakan bahwa kedua penyakit itu memang sama-sama menyerang persendian tubuh, namun untuk asam urat cenderung hanya menyerang sebagian persendian, umumnya di jari-jari kaki.
Baca Juga: Dehidrasi Bisa Bikin Miss V Jadi Kering, Wanita Perlu Waspadai Risikonya