Find Us On Social Media :

Ilmuwan Temukan Kelainan Paru-paru Pada Pasien Covid-19, Dapat Terdeteksi HIngga 3 Bulan

Peneliti temukan kelainan paru-paru yang terjadi pada pasien positif virus corona.

GridHEALTH.id - Penelitian terkait virus corona (Covid-19) terus dikembangkan para ilmuwan di dunia.

Terbaru para ilmuwan menunjukan bahwa virus corona telah menyebabkan kelainan paru-paru pada pasien  Covid-19.

Bahkan, kelainan paru-paru yang terjadi tersebut masih dapat terdeteksi hingga lebih dari tiga bulan.

Diketahui riset ini dilakukan dengan memindai 10 pasien Covid-19 di Universitas Oxford, Inggris dengan teknologi terbaru.

Teknologi itu dapat mengidentifikasi kerusakan paru-paru yang tidak tedeteksi oleh pemindaian konvensional.

Teknik ini menggunakan gas yang disebut xenon selama pemindaian magnetic resonance imaging (MRI) untuk menunjukkan gambar kerusakan paru-paru.

Baca Juga: 7 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Menggunakan Kontrasepsi

Baca Juga: Pertama dalam Sejarah, Nenek 90 Tahun Disuntik Vaksin Covid-19 Hari Ini: 'Akhirnya Saya Bisa Menghabiskan Waktu Bersama keluarga'

Spesialis paru-paru mengatakan, tes yang dapat mendeteksi kerusakan jangka panjang ini akan membuat perbedaan besar bagi pasien Covid-19.

Teknik xenon ini meminta pasien menghirup gas selama pemindaian MRI.

Prof Fergus Gleeson, yang memimpin penelitian ini, mencoba teknik pemindaiannya pada 10 pasien berusia antara 19 dan 69 tahun.

Delapan dari mereka mengalami sesak napas dan kelelahan yang terus-menerus tiga bulan setelah terserang virus corona, meskipun tidak ada dari mereka yang dirawat di perawatan intensif atau memerlukan ventilator.

Baca Juga: Darah Haid Sedikit Juga Menandakan Adanya Gangguan Kesehatan

Pemindaian konvensional juga tidak menemukan masalah pada paru-paru mereka.

Pemindaian menunjukkan tanda-tanda kerusakan paru-paru dengan menyoroti area di mana udara tidak mengalir dengan mudah ke dalam darah pada delapan pasien yang melaporkan sesak napas.

Hasil itu mendorong Prof Gleeson untuk merencanakan uji coba pada hingga 100 orang untuk melihat apakah hal yang sama terjadi juga pada mereka yang terinfeksi, tapi tidak dirawat di rumah sakit dan tidak menderita gejala yang begitu serius.

Baca Juga: Seperti Ini Tata Cara Pemungutan Suara Pilkada Bagi Pasien Covid-19

Dia berencana untuk bekerja dengan sejumlah dokter untuk melakukan pemindaian terhadap orang-orang yang dites positif Covid-19 di berbagai kelompok usia.

Tujuannya adalah untuk menemukan apakah kerusakan paru-paru terjadi dan jika demikian apakah kerusakan itu permanen atau bisa sembuh seiring waktu.

Baca Juga: Konsumsi Gula Berlebih Bikin Kesehatan Kulit Terganggu, Picu Penuaan Dini

"Saya menduga akan melihat beberapa bentuk kerusakan paru-paru, tetapi tidak seperti yang sudah kita lihat," katanya.

Risiko penyakit parah dan kematian meningkat tajam pada orang yang berusia di atas 60 tahun.

Tetapi menurut Prof Gleeson, jika percobaan menemukan bahwa kerusakan paru-paru terjadi pada kelompok usia yang lebih luas dan bahkan pada mereka yang tidak memerlukan perawatan rumah sakit itu akan mengubah apa yang sebelumnya kita ketahui.

Dia percaya kerusakan paru-paru yang teridentifikasi oleh pemindaian xenon mungkin menjadi salah satu faktor di balik gejala Covid yang lama, yang membuat orang merasa tidak sehat selama beberapa bulan setelah terinfeksi.(*)

Baca Juga: Tata Cara Pencoblosan di TPS yang Aman Sesuai Protokol Kesehatan, Cegah Virus Corona

 #berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Teknologi Ini Tunjukkan Pasien Covid-19 Alami Kelainan Paru Hingga 3 Bulan"