Find Us On Social Media :

Peneliti Tunjukan Gejala Awal Baru Covid-19 Pada Lansia, 'Gangguan Delirium'

Peneliti temukan gejala baru Covid-19, yakni delirium.

GridHEALTH.id - Fakta terkait virus corona (Covid-19) kembali diungkap para peneliti.

Kali ini mereka menemukan gejala baru yang bisa menjangkit pasien Covid-19 pada tahap awal.

Dimana dalam dua studi yang baru saja dilakukan menunjukan bahwa delirium menjadi satu diantara gejala awal yang bisa dialami pasien Covid-19.

Menurut pengertian dari Harvard Health, Delirium adalah kondisi dimana seseorang mengalami kebingungan yang parah dan berkurangnya kesadaran terhadap lingkungan sekitar.

Bahkan penurunan kesadaran yang terjadi bersifat akut dan fluktuatif atau tidak tetap. 

Sementara itu dilansir dari EurekAlert, hubungan delirium dengan Covid-19 ini diungkap dua studi terbaru.

Pertama hasil tinjauan penelitian ilmiah para peneliti dari Universitat Oberta de Catalunya (UOC), Spanyol.

Studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Immunology and Immunotherapy itu menunjukan, bahwa delirium bisa dialami pasien Covid-19 bersamaan dengan hilangnya indra perasa dan penciuman serta sakit kepala yang terjadi pada hari-hari sebelum batuk dan kesulitan bernapas.

Baca Juga: Epidemiolog Prediksi: 'Minimal Ada 200 Dokter Meninggal Karena Covid sampai Desember'

Baca Juga: Ibu Hamil Disarankan Minum Susu, Ternyata Ini Dia Alasannya

"Kita perlu waspada, terutama dalam situasi epidemiologi seperti ini, karena seseorang yang menunjukkan tanda-tanda kebingungan mungkin merupakan indikasi infeksi (virus corona)," ujar peneliti UOC Javier Correa.

Menurutnya Delirium adalah keadaan kebingungan di mana orang tersebut merasa tidak berhubungan dengan kenyataan, seolah-olah mereka sedang bermimpi

UOC melakukan studi tentang efek virus corona terhadap sistem saraf pusat, yaitu otak.

Baca Juga: Ada Barcode dalam Vaksin Covid-19, Benarkah Dapat Menempel pada Tubuh Manusia?

Penelitian ini menemukan, virus corona juga memengaruhi sistem saraf pusat dan menghasilkan perubahan neurokognitif, seperti sakit kepala dan delirium.

Hipotesis utama yang menjelaskan bagaimana virus corona memengaruhi otak menunjuk pada tiga kemungkinan penyebab, yakni hipoksia atau defisiensi oksigen saraf, radang jaringan otak akibat badai sitokin, dan fakta bahwa virus memiliki kemampuan untuk melintasi darah-penghalang otak untuk langsung menyerang otak.

Baca Juga: Pria Ini Jadi 'Buronan' Setelah Spermanya Berhasil Menghasilkan 23 Anak Dalam Setahun

Menurut Correa, salah satu dari tiga faktor ini berpotensi menyebabkan delirium.

Delirium, para peneliti mengatakan, kemungkinan besar merupakan hasil dari peradangan sistemik organ dan keadaan hipoksia, yang juga menyebabkan jaringan saraf menjadi meradang.

Baca Juga: 7 Fakta Tentang Bersin, Dari Membersihkan Hidung Hingga Pertanda Orgasme

Itu memembuat kerusakan di area seperti hipokampus, yang terkait dengan disfungsi kognitif dan perubahan perilaku yang disebabkan oleh pasien yang menderita delirium.

Kemudian, studi kedua yang terbit di JAMA Network Open/Emergency Medicine menunjukkan, lansia yang datang ke unit gawat darurat (UGD) rumahsakit kemudian didiagnosis positif Covid-19, sering mengalami delirium ketika mereka tidak menunjukkan gejala khas virus corona, seperti demam dan batuk.

Baca Juga: Risiko penderita Asma Tertular Virus Corona Rendah, Namun Tetap Waspada!

Para peneliti memeriksa 817 pasien berusia 65 tahun atau lebih yang dirawat di UGD dan didiagnosis dengan Covid-19.

Mereka menemukan, hampir sepertiga mengalami delirium pada saat mereka tiba di UGD.

Mengigau adalah gejala utama yang muncul dari 16% pasien tersebut, dan 37% tidak memiliki gejala Covid-19 yang khas. Delirium adalah gejala paling umum keenam pada semua pasien.

Baca Juga: Dinilai Dapat Timbulkan Masalah Baru, Epidemiolog Sebut Vaksin Covid-19 Sinovac Belum Aman

Temuan ini menunjukkan pentingnya memasukkan delirium dalam daftar periksa yang menunjukkan tanda dan gejala Covid-19 yang memandu skrining, pengujian, dan evaluasi.

"Studi ini menunjukkan, delirium bukan hanya gejala umum Covid-19, tetapi juga mungkin merupakan gejala utama dan mungkin satu-satunya pada orangtua," kata Sharon K. Inouye, Profesor Kedokteran di Harvard Medical School, yang merupakan peneliti senior studi itu.

"Oleh karena itu, delirium harus dianggap sebagai gejala awal penting Covid-19," tegasnya.(*)

Baca Juga: Pembeli Telur Puyuh Bisa dengan Mudah Tertipu, Membeli yang Sudah Busuk, Palsu, dan Tidak Sehat

 #berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL