Find Us On Social Media :

Demam Salah Satu Gejala Infeksi Covid-19, Jika Anak Mengalaminya Obatnya Parasetamol atau Ibuprofen?

Saat anak demam di masa pandemi Covid-19, obat demam apa yang harus diberikan?

GridHEALTH.id - Demam adalah gejala penyakit yang sekarang ini banyak dicari di search engine.

Bagaimana tidak, demam adalah salah satu gejala infeksi Covid-19.

Baca Juga: Cara Mudah Mendisinfektan Pakaian yang Sudah Digunakan di Luar rumah

Nah, saat anak demam, orang tua harus sigap bagaimana memberikan pertolongan pada anaknya.

Pertolongan pertama pada anak demam memang bukan obat yang pertama.

Tapi jika demamnya sudah mencapai level mengkhawatirkan, dia atas 39 derejat celcius atau si anak mengalami hilang kesadaran ataupun step, maka dia harus segera diberikan obat demam yang pas.

Baca Juga: Wiku; Tingkat Kepatuhan Masyarakat Pakai Masker Turun 25,89 Persen, Angka Kematian Covid-19 di Indonesia Capai Rekor

Jadi mau tidak mau sebelum demam terjadi, kita sudah harus sedia obat demam di rumah yang baik dan benar sesuai rekomendasi medis.

Obat demam atau obat penurun panas pada anak, paling banyak dan populer ada dua, parasetamol atau ibuprofen.

Dari keduanya mana yang harus kita sediakan di rumah, diberikan pada anak saat membutuhkannya?

Baca Juga: Wiku Adisasmito : 'Tujuan Vaksin Covid-19 Memang Untuk Menciptakan Herd Immunity'

Ini yang akan GridHEALTH.id bahas kali ini.

Dalam sesi wawancara beberapa waktu lalu, “Antara parasetamol dan ibuprofen, rekomendasi pemakaiannya berbeda-beda. Tidak bisa juga membandingkan mana yang lebih baik di antara keduanya,” ungkap dr. Diana Wijaya, Sp.FK, Ketua Komite Farmasi dan Terapi (KFT) di RS Medika Wacana.

Baca Juga: 3 Buah Manis yang Mampu Menurunkan Gula Darah Tinggi Pemicu Penyakit Diabetes

Menurut farmakolog yang juga dosen Fakultas Kedokteran di UKRIDA, untuk penggunaan secara umum parasetamol lebih disarankan.

Alasannya tidak lain efek samping setiap obat ada dan berbeda-beda. Untuk obat demam parasetamol paling minim efek sampingnya untuk digunakan oleh awam tanpa resep dokter.

Baca Juga: Pemberitaan Meninggalnya Kontestan Indonesian Idol Melisha Sidabutar Salah, Ayah Kandung Bersaksi

Untuk diketahui, parasetamol dominan zat antipiretik, yang fungsinya untuk menurunkan panas tubuh.

Selain itu parasetamol memiliki kandungan analgesik sebagai pereda nyeri.

Adapun ibuprofen memiliki kandungan antipiretik, anti-inflamasi untuk pembengkakan, namun dominan analgesik.

Menurut kaca mata ilmu farmakologi, obat-obat jenis ibuprofen banyak berikatan dengan lemak, protein, dan dinilai lebih keras dibandingkan parasetamol.

Baca Juga: Satgas Beberkan Mekanisme Distribusi Vaksin, Prioritaskan Daerah Penerima Vaksin Covid-19

Karenanya ibuprofen kurang direkomendasikan untuk pemakaian secara umum/bebas.

Ada juga kondisi klinis tertentu pada anak tidak boleh menerima ibuprofen.

“Misalnya saja pada kasus demam karena virus, seperti cacar dan campak. Bisa lebih buruk kalau pakai ibuprofen,” ujar dokter Diana.

Apalagi disaat pandemi Covid-19 sekarang ini, yang mana kita sedang diserbu oleh virus coroan penyebab Covid-19 yang tak kasat mata.

Baca Juga: Cukai Rokok Dinaikkan Pemerintah, Jumlah Perokok Diharapkan Berkurang

Selain itu, “Penggunaan ibuprofen memang lebih tidak disarankan karena bisa mengiritasi saluran cerna, sehingga kebanyakan dokter lebih merekomendasikan parasetamol. Namun, ada juga yang mengombinasikan keduanya,” ujar dokter Diana.

Khusus bagi obat dengan komposisi kombinasi, tidak dianjurkan untuk diberikan pada penderita demam akibat virus maupun seseorang yang terkena gizi buruk.

Ingat, obat demam bukanlah obat penyembuh penyakit, namun memang hanya bekerja sebagai penurun gejala.

Baca Juga: Pemerintah Didesak Lakukan Rem Darurat Nasional, Satgas: 'Kebijakan Harus Memperhatikan Aspek Lain'

Sebelum memberikannya pada anak baca label pada kemasan. Sakit berlanjut dalam tiga hari, segera ke dokter.(*)

#berantasstunting

#HadapiCorona

#BijakGGL