Find Us On Social Media :

Bansos Diubah jadi BLT, Presiden Jokowi hingga Mensos Risma Minta Agar Tidak Dibelikan Rokok

Larangan penggunaan dana BLT untuk membeli rokok

GridHEALTH.id -  Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini kini mengubah bantuan sembako untuk wilayah Jabodetabek menjadi bantuan langsung tunai (BLT).

Pergantian bansos menjadi BLT tersebut dinilai agar dapat membantu masyarakat terdampak pandemi Covid-19.

Baca Juga: Hari Ini Bersejarah, Pegawai Bergaji di Bawah 5 Juta Mendapat BLT 600 Ribu dari Pemerintah Akibat Pandemi Covid-19

Kendati demikian, Mensos Risma dan Presiden Joko Widodo meminta agar dana BLT tersebut tidak dipergunakan untuk membeli rokok.

"Nah yang ingin kami sampaikan tadi, sesuai dengan yang sudah disampaikan oleh Bapak Menko dan ini juga disampaikan oleh Bapak Presiden, bahwa tidak ada lagi untuk pembelian rokok, kami akan pantau," tegasnya dalam konferensi pers yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (29/12/2020).

Baca Juga: Bak Kado Akhir Tahun, Menkes Budi Gunadi Ungkap 3 Juta Vaksin Covid-19 Sudah Didistribusikan Awal Januari 2021

Menurut penuturan Risma, nantinya Kemensos akan menyiapkan alat untuk melacak belanja masyarakat penerima bantuan langsung tunai tersebut.

"Kami akan pantau, karena insyaallah bulan Februari kami sudah akan menyiapkan tools (alat), untuk mengetahui belanja apa saja yang akan dilakukan dengan uang itu, dibelanjakan untuk apa saja," ujarnya.

Sementara itu, Risma menyatakan jika BLT tersebut dibelikan rokok, artinya masyarakat dapat mengganggu rencana penanganan Covid-19 yang dilakukan pemerintah.

Baca Juga: Malam Tahun Baru Waktunya Menikmati Barbekyu, Ini Cara Memanggang yang Aman Bebas Kanker

Perlu diketahui, Ketua Umum Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FAPSR, FISR menjelaskan bahwa menurut banyak studi yang telah dilakukan, potensi perokok terjangkit Covid-19 bisa dua sampai tiga kali lipat.

Agus juga menyatakan bahwa penyebab selanjutnya adalah asap rokok yang dihasilkan oleh perokok dapat menurunkan imunitas tubuh, terutama pada imunitas saluran pernapasan.

"Karena bahan-bahan yang ada di dalam asap rokok itu terbukti mengganggu proses migrasi berbagai sel-sel imunitas tubuh saat melawan infeksi," ujarnya dalam kanal YouTube BNPB Indonesia, Rabu (12/8/2020).

Selain itu, Agus menjelaskan hampir penyakit-penyakit komorbid ini lebih banyak ditemukan pada seorang perokok.

Penyakit komorbid seperti penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes diketahui berpotensi lebih besar untuk terjangkit Covid-19.

Baca Juga: Genap 3 Juta Dosis, Kedatangan Vaksin Covid-19 Tahap 2 di Bandara Soekarno Hatta Disambut Hujan Deras

Bahkan angka kematian pasien Covid-19 yang merokok juga dinilai lebih tinggi.

"Jadi kalau perokok itu yang terkena Covid-19 dan meninggal, itu sekitar 25 persen. Perokok itu memang tinggi dalam meningkatkan risiko terjangkit Covid-19 yang berat sampai meninggal," tegasnya.

Menanggapi hal tersebut, tidak ada salahnya bagi para penerima dana BLT untuk tidak membelanjakan uangnya untuk membeli rokok demi kesehatan. (*)

Baca Juga: Siap-siap Pantau HP! Orang dengan Kriteria Ini Bakal Terima SMS Vaksinasi Covid-19 Hari Ini

#hadapicorona