Timnya kini tengah menunggu hasil pemeriksaan efek samping yang dirasakan oleh para subjek tersebut.
GridHEALTH.id - Ketua Tim Riset Uji klinis Vaksin Covid-19 Kusnandi Rusmil menjelaskan munculnya efek samping dalam uji klinis vaksin asal China Sinovac selama 5 bulan yang melibatkan 1.620 orang pada rentan usia 18 hingga 59 tahun.
"Ada beberapa efek samping yang timbul akibat reaksi penyuntikan berupa nyeri pada lokasi penyuntikan dengan intensitas ringan, dan menunjukkan reaksi pegal otot dengan mayoritas dengan intensitas ringan," ungkap Kusnandi saat diskusi virtual, Rabu (30/12/2020), dikutip dari Kompas.com.
Ia mengatakan pihaknya menjalankan skema emergency (kedaruratan) dengan interval 14 hari 2 dosis sesuai desain uji klinis yang sama dengan yang ada di Brazil dan Turki. Tak hanya itu, tim juga melakukan pengambilan sampel darah, 3 bulan pasca suntikan ke dua.
"Bulan ini sudah sampai pengambilan darah 3 bulan pasca suntikan kedua. Pemeriksaan antibodi dengan metode netralisasi dilakukan di balitbangkes dan dengan metode elisa di Biofarma," ujar Kusnandi.
Untuk diketahui tim uji klinis yang berlokasi di Bandung itu melakukan penyuntikan vaksin Sinovac pada 6 November dan pada 20 November 2020. Seluruh subjek yang disuntik telah dipantau oleh tim, dan dicatat reaksi pasca penyuntikannya.
Kusnandi mengatakan telah melakukan pengambilan darah dan melakukan swab kepada penerima vaksin.
Baca Juga: 2 Juta Vaksin Covid-19 Sudah Diberikan Pada Warga AS, Indonesia Masih Menanti Verifikasi
Baca Juga: Bayi Tidur Digendong Sambil Digoyang Lebih Mudah Tidur Lelap
Timnya kini tengah menunggu hasil pemeriksaan efek samping yang dirasakan oleh para subjek tersebut.
"Dilakukan swab kepada 1732 orang pada suntikan pertama ada 1620. Suntikan kedua ada 1603 subjek, dan kita tinggal mengikuti kejadian dan efek samping yang ringan tadi," ujarnya.
Sebelumnya Tim Riset Uji Klinis Vaksin Virus Corona (SARS-CoV-2) dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) akan membuat laporan untuk diserahkan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada awal Januari 2021.
BPOM selanjutnya akan mengevaluasi dan mempertimbangkan apakah kandidat vaksin Sinovac bakal diberikan izin darurat penggunaan atau Emergency Use Authorization (EUA).
Baca Juga: Studi : Depresi dan Kecemasan Lebih Rentan Dialami Mereka yang Kurang Bugar
Baca Juga: Mendapat Haid di Usia Dini Ternyata Tidak Baik, Ini Alasannya
"Selesai sesuai dengan rencana Desember akhir sudah selesai, jadi sekarang pembuatan laporan target ke BPOM Minggu pertama Januari," kata Manajer Lapangan Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari FK Unpad Eddy Fadlyana dikutip dari CNNIndonesia.com, Selasa (29/12/2020).(*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL