Find Us On Social Media :

Waspadai Komplikasi dan Kematian Akibat IBD, Penyakit Autoimun di Saluran Cerna, Ini Gejalanya

Waspadai komplikasi dan kematian akibat Inflammatory Bowel Disease (IBD), penyakit autoimun di saluran cerna.

GridHEALTH.id - Bagi sebagian besar orang nampaknya masih asing dengan penyakit Inflammatory bowel disease (IBD).

Padahal penyakit menjadi peyakit yang tidak bisa kita anggap sepele.

Sebab jika dibiarkan bisa berakibat fatal bahkan berakhir dengan kematian.

Diketahui IBD sendiri merupakan penyakit autoimun yang juga dikenal dengan peradangan usus kronis.

Baca Juga: Penyebab dan Nyeri Asam Urat, Manifestasi Mirip Autoimun, Penanganan Berbeda

Penyakit ini bisa menciptakan komplikasi hingga kematian bagi penderitanya.

Namun sayangnya, sampai saat ini kesadaran masyarakat masih rendah terhadap IBD.

Hal ini karena gejala umum IBD adalah diare, di mana masyarakat masih sulit membedakan diare biasa dengan diare yang mengarah pada IBD.

Baca Juga: Ibu Harus Bedakan Intoleransi Laktosa dengan Alergi Susu Sapi, Ini Kata Ahli

IBD merupakan sekelompok penyakit autoimun yang ditandai dengan peradangan pada usus kecil dan besar, di mana elemen sistem pencernaan diserang oleh sistem kekebalan tubuh sendiri .

IBD ditandai dengan episode peradangan saluran cerna berulang yang disebabkan oleh respon imun yang abnormal terhadap mikroflora usus.

Secara klinis IBD memang sering secara keliru disamakan dengan irritable bowel syndrome (IBS), padahal dua gangguan pencernaan tersebut berbeda.

Baca Juga: Penyandang Diabetes Ternyata Boleh Makan Enak Asalkan Menjaga Porsi

Hal itu diungkapkan langsung oleh Prof. Dr. dr. Murdani Abdullah, Sp.PD-KGEH, Dokter Spesialis Penyakit Dalam & Konsultan Gastroenterologi Hepatologi RSCM-FKUI saat menjadi pembicara dalam Virtual Seminar Media, Rabu (20/1/2021).

“Baik IBD maupun IBS menyebabkan sakit perut, kram, dan buang air besar yang mendesak (diare). Namun IBS masih diklasifikasi sebagai gangguan fungsional dan tidak menimbulkan peradangan, sedangkan IBD sudah diklasifikasi sebagai gangguan organik yang disertai dengan kerusakan pada saluran cerna. IBD tentu lebih berbahaya karena dapat menyebabkan peradangan yang merusak dan kerusakan ini bisa bersifat permanen pada usus, bahkan salah satu komplikasinya bisa meningkatkan risiko Kanker Usus Besar,” tutur Prof. Murdani.

Baca Juga: Terapi Sel dan Gen, Inovasi Bagi Pasien Dengan Penyakit Sulit Sembuh

Pada dasarnya, IBD terbagi menjadi 2 tipe, yaitu Ulcerative Colitis (UC) dan Crohn’s Disease.

Kini terdapat juga tipe yang lain dari IBD, yaitu Colitis Indeterminate (Unclassified).

Pada Ulcerative Colitis (UC), terjadi peradangan dan luka di sepanjang lapisan superfisial usus besar dan rectum, sehingga sering merasa nyeri di bagian kiri bawah perut.

Baca Juga: Rasakan 5 Manfaat Luar Biasa dari Jalan Tanpa Alas Kaki saat Hamil selama 30 Menit

Sedangkan pada Crohn’s Disease (CD), terjadi peradangan hingga lapisan saluran pencernaan yang lebih dalam, sehingga sering merasa nyeri di bagian kanan bawah perut namun pendarahan dari rektum cenderung lebih jarang.

Prof. Murdani menambahkan, gejala penyakit radang usus berbeda-beda, tergantung pada tingkat keparahan peradangan dan lokasi terjadinya peradangan.

“Namun pada UC dan CD, keduanya memiliki tanda dan gejala umum yang perlu diwaspadai seperti diare, kelelahan, sakit perut dan kram, nafsu makan berkurang, darah pada feses, dan penurunan berat badan,” kata Prof. Murdani.

Baca Juga: Mendadak Obat China Ini Jadi Buruan Warga, Ternyata Dianggap Efektif Untuk Covid-19

“Pada dasarnya, penyebab IBD belum diketahui jelas. IBD ini tentu disebabkan oleh gangguan sistem kekebalan tubuh. Namun, kesalahan pada diet dan tingkat stress berlebih juga bisa memicu terjadinya IBD. Faktor keturunan juga berperan dalam IBD meskipun angka penderitanya sangat sedikit,” jelasnya.

Dalam perkembangannya, IBD yang dibiarkan bisa memperparah kondisi pasien akibat komplikasi yang ditimbulkan.

Baca Juga: Tahun Ke-2 Pandemi Covid-19 'Bisa Lebih Sulit', WHO Memperingatkan

Pada UC, penderitanya bisa mengalami toxic megalocon (pembengkakan usus besar yang beracun), perforated colon (lubang pada usus besar), dehidrasi berat dan meningkatkan risiko Kanker Usus Besar.

Pada CD, penderitanya bisa mengalami bowel obstruction, malnutrisi, fistulas, dan anal fissure (robekan pada jaringan anus ).

Jika kedua jenis IBD ini dibiarkan, keduanya bisa menciptakan komplikasi seperti: penggumpalan darah, radang kulit, mata, dan sendi, serta komplikasi lainnya.

Karenanya jika merasa mengalami gejala IBD diatas, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter agar penanganan yang cepat dan tepat.(*) 

Baca Juga: Waspadai Rambut Rontok Pada Anak Akibat Gangguan Penyakit Alopecia Areata

 #berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL