Penggunaan metode usap dubur ini juga dijelaskan Li Tongzeng, wakil direktur departemen penyakit pernapasan dan infeksi Rumah Sakit Beijing You An dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah.
Menurutnya metode pengujian ini diperkenalkan setelah penelitian menunjukkan bahwa jejak Covid-19 dapat ditemukan lebih lama di anus daripada di saluran pernapasan.
"Jika kami menambahkan pengujian usap dubur, itu dapat meningkatkan upaya kami dalam mengidentifikasi pasien yang terinfeksi," kata Tongzeng yang dilansir Washington Post.
"Tapi tentu saja mengingat mengumpulkan usap dubur tidak senyaman usap tenggorokan, saat ini hanya kelompok utama saja yang melakukan pengujian ini, seperti mereka yang berada di karantina."
Sejumlah warga China telah mengalami pendeteksian virus corona dengan metode baru ini.
Pekan lalu, lebih dari 1.000 anak sekolah dan guru di Beijing dilakukan usap dubur, tenggorokan, dan hidung setelah satu kasus virus tanpa gejala terdeteksi di kampus, kata pejabat setempat.
Baca Juga: Jangan Pernah Lakukan Rapid Test Antigen Sendiri, Bahayanya Bukan Main