GridHEALTH.id - Mutasi virus corona (Covid-19) memang belakangan tengah menjadi isu yang dibahas para ahli.
Sampai akhirnya Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengakui kemungkinan mutasi tersebut sudah terjadi di Indonesia.
Bahkan ia menyebut mutasi Covid-19 telah ditemukan di pulau Jawa.
Hal itu diungkap Bambang dalam webinar Inovasi Indonesia bertema Genomic Surveilance, Mutation and Vaccine, Senin (15/2/2021).
Baca Juga: Sudah Boleh Diberikan, Inilah 5 Syarat Lansia Boleh DIsuntik Vaksin Covid-19
Menurutnya kuat dugaan telah terjadi strain atau mutasi Covid-19 di Indonesia.
Hal itu berdasarkan temuan dari Whole Genome Sequence (WGS) virus corona sebanyak 416 sampel dan berasal dari dalam negeri.
Kini sampel tersebut telah dikirimkan ke Lembaga Penilitian asal Jerman, GISAID untuk diteliti.
Yang cukup mencengangkan adalah dari jumlah WGS yang sudah dikirim, 392 WGS telah teridentifikasi genetiknya per 14 Februari 2021.
Identifikasi diketahui dilakukan oleh Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) melalui Lembaga Penelitian Eijkman.
“Dua clade yang mendominasi WGS di Indonesia itu berarti sudah ada. Dalam tanda kutip, mutasi terkait strain virus baru Covid-19 di Indonesia kemungkinan sudah terjadi,” kata Bambang.
Lebih lanjut ia menjelaskan, tipe genetik strain Covid-19 terbanyak yang ditemukan di Indonesia adalah jenis GH sebanyak 231 atau sekitar 59 persen dari keseluruhan WGS yang telah teridentifikasi.
Selanjutnya, tipe genetik Covid-19 terbesar kedua adalah GR yang mencapai 74 atau sebesar 19 persen dari WGS yang rampung diidentifikasi.
Dari sisi distribusi penyebaran, mutasi Covid-19 itu disinyalir telah bertransmisi di beberapa provinsi di Indonesia. Kemenristek menduga mutasi Covid-19 telah terjadi di pria provinsi yang memiliki jumlah kasus tinggi seperti DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.
“Memang terus dikaji, bersama GISAID dan Eijkman kita berfokus untuk memantau di provinsi dengan sebaran kasus tertinggi seperti DKI Jakarta, Jabar, Jateng, dan Jatim. Tetapi kita juga perlu diverifikasi untuk memastikan kita dapat mengetahui dengan baik apa yang terjadi dengan mutasi Covid-19 tersebut,” tuturnya.
Sebelumnya, pemerintah berupaya mengantisipasi kemunculan strain baru Covid-19 dengan berbagai cara.
Salah satunya dengan mendukung semua penelitian terkait SARS-CoV-2 maupun Covid-19 termasuk pengembangan vaksin dan antivirus hingga penguatan surveilans virologi.
Dalam webinar itu, Bambang juga turut mendorong alat uji atau test Covid-19 karya UGM yakni GeNose C19. Alat ini diharapkan menjadi screening utama virus Covid-19.
Baca Juga: Gawat, Saturasi Oksigen Uya Kuya Turun, Alat Bantu Medis Dipasang di Tubuhnya, Dokter Angkat Tangan
Sementara itu, menurut data terbaru covid-19.go.id per tanggal 14 Februari 2021 terdapat 159.012 kasus aktif di Indonesia
Adapun kasus aktif adalah pasien positif Covid-19 yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit maupun isolasi mandiri.
Jumlah kasus aktif per hari ini merupakan 13,1 % dari total kasus positif yang berjumlah 1.217.468 orang.(*)
Baca Juga: Infeksi Covid-19 Melambat Secara Global, Hampir 50% Dalam Sebulan
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL