Find Us On Social Media :

Vaksin Nusantara Direspon Negatif, dr Tifa; Heran Banyak Ilmuan dan Dokter Indonesia Nyinyir pada Karya Anak Bangsa

dr. Tiffauzia Tyassuma

Menurut frontiersin.org, dalam artikel ilmuah judul; 'Human Dendritic Cells: Their Heterogeneity and Clinical Application Potential in Cancer Immunotherapy', disebutkan DC adalah sel penyaji antigen profesional, yang secara unik mampu menginduksi aktivasi naïve T cell dan diferensiasi efektor.

DC pun terlibat dalam induksi dan pemeliharaan toleransi kekebalan dalam kondisi homeostatis.

DC memiliki banyak proses sitoplasma, DC memiliki luas permukaan tinggi yang memungkinkan kontak intim dengan sejumlah besar sel di sekitarnya, mis. Sel T, sel pembunuh alami, neutrofil, sel epitel, dll.
 
Menurut laman British Society for Immunology, dendritic cell atau sel dendritik (DC) bertanggung jawab atas inisiasi respons imun adaptif dan karenanya berfungsi sebagai 'penjaga' sistem kekebalan.

Sehingga, "Dampaknya apa? Tentunya akan memberikan kekebalan terhadap Covid-19 dan karena ini sifatnya menjadi imunitas yang seluler tentunya akan bertahan lama, karena tingkatnya di sel bukan imunitas humoral tapi seluler," jelasnya, dikutip dari Kompas TV, Rabu (17/2/2021).

Menurut Anggota Tim Uji Klinis vaksin Covid-19 Nusantara, Jajang Edi Prayitno, Vaksin Nusantara dengan dendritic cell tersebut dapat digunakan dalam sekali suntik berlaku seumur hidup.

Mengenai Vaksin Nusantara, dr. Tiffauzia Tyassuma, mempunyai pendapat yang berbeda dari pakar kebanyakan yang mengkritik Vaksin Nusantara.

Baca Juga: Gawat, Varian Virus Corona Baru di Finlandia Tak Terbaca Oleh PCR!