Find Us On Social Media :

Vaksin Nusantara Direspon Negatif, dr Tifa; Heran Banyak Ilmuan dan Dokter Indonesia Nyinyir pada Karya Anak Bangsa

dr. Tiffauzia Tyassuma

GridHEALTH.id - Mantan Menteri Kesehatan, dr. Terawan Agus Putranto kembali muncul ke permukaan dengan vaksin Covid-19 Nusantara.

Vaksin yang menurut dr Terawan adalah karya anak bangsa ini, setelah disuarakan olehnya langsung mendapat respon dari ilmuan dan para doktor dan dokter.

Baca Juga: Dendritic Cell Untuk Vaksin Covid-19 dan Polemiknya di Indonesia, Politis atau Ilmiah?

Dari sekian banyak yang memberikan respon, yang mencuat kepermukaan adalah mereka yang memberikan respon negatif.

Respon negatif ini, mulai dari menyangsikan vaksin nusantara, hingga mempertanyakan vaksin kolaborasi antara Aivita Biomedical Corporation dari Amerika Serikat, Universitas Diponegoro dan Rumah Sakit Kariadi, Semarang.

Menurut dr. Terawan, vaksin Covid-19 Nusantara ini vaksin berbasis dendritic cell (DC).

DC sendiri adalalah DC adalah sel penyaji antigen profesional, yang secara unik mampu menginduksi aktivasi sel naïve T cell dan diferensiasi efektor.

DC juga terlibat dalam induksi dan pemeliharaan toleransi kekebalan dalam kondisi homeostatis.

Baca Juga: Konon Berikan Kekebalan Seumur Hidup, Epidemiolog Minta Vaksin Nusantara Buatan Terawan Dihentikan: 'Sebaiknya Tidak Didanai Pemerintah'

Menurut frontiersin.org, dalam artikel ilmuah judul; 'Human Dendritic Cells: Their Heterogeneity and Clinical Application Potential in Cancer Immunotherapy', disebutkan DC adalah sel penyaji antigen profesional, yang secara unik mampu menginduksi aktivasi naïve T cell dan diferensiasi efektor.

DC pun terlibat dalam induksi dan pemeliharaan toleransi kekebalan dalam kondisi homeostatis.

DC memiliki banyak proses sitoplasma, DC memiliki luas permukaan tinggi yang memungkinkan kontak intim dengan sejumlah besar sel di sekitarnya, mis. Sel T, sel pembunuh alami, neutrofil, sel epitel, dll.
 
Menurut laman British Society for Immunology, dendritic cell atau sel dendritik (DC) bertanggung jawab atas inisiasi respons imun adaptif dan karenanya berfungsi sebagai 'penjaga' sistem kekebalan.

Sehingga, "Dampaknya apa? Tentunya akan memberikan kekebalan terhadap Covid-19 dan karena ini sifatnya menjadi imunitas yang seluler tentunya akan bertahan lama, karena tingkatnya di sel bukan imunitas humoral tapi seluler," jelasnya, dikutip dari Kompas TV, Rabu (17/2/2021).

Menurut Anggota Tim Uji Klinis vaksin Covid-19 Nusantara, Jajang Edi Prayitno, Vaksin Nusantara dengan dendritic cell tersebut dapat digunakan dalam sekali suntik berlaku seumur hidup.

Mengenai Vaksin Nusantara, dr. Tiffauzia Tyassuma, mempunyai pendapat yang berbeda dari pakar kebanyakan yang mengkritik Vaksin Nusantara.

Baca Juga: Gawat, Varian Virus Corona Baru di Finlandia Tak Terbaca Oleh PCR!

“Semua adalah karya anak bangsa yang harus diapresiasi,” kata dr Tifa, dikutip Pojoksatu.id dari Facebooknya, Tifauzia Tyassuma, Minggu (21 Februari 2021).

dr Tifa juga menyampaikan selamat kepada tim Vaksin Nusantara. Teruslah bekerja, tutup kuping, pasang kacamata kuda.

Ia meminta tim Vaksin Nusantara untuk mengabaikan komentar nyinyir dari para ilmuwan dan dokter.

Akademisi dan peneliti dari Lembaga Ahlina Institute ini menyesalkan sikap para ilmuwan dan doktor yang selalu nyinyir dengan karya anak bangsa.

Baca Juga: Dendritic Cell Untuk Vaksin Covid-19 dan Polemiknya di Indonesia, Politis atau Ilmiah?

Ia mengungkap kebiasaan orang Indonesia yang belum apa-apa sudah menentang, berpolemik, berpendapat, komentar nyinyir, dan asal bunyi.

Parahnya, yang menentang keras dan nyinyir justru dari kalangan ilmuwan dan para dokter.

Namun, dr. Tiffa pun mengingatkan kepada dr Terawan dan timnya, jangan terlalu bluffing dan over estimate dalam memberikan penjelasan.

Karena menurut dr Tifa, vaksin nusantara ini adalah vaksin yang menggunakan teknologi baru.

Vaksin ini sedang melalui ujian demi uiiannya di ranah uji klinis.

Menurutnya, uji klinis fase satu dengan 30 subjek baru menunjukkan keamanan, belum menunjukkan manfaat, masih jauh dari bisa diklaim efektifitasnya.

Baca Juga: 'Donor Super' Pada Terapi Plasma Bisa Menjadi Kunci Melawan Varian Covid-19, Kata Ahli

Jadi mengenai Vaksin Nusantara, menurut dr Tifa, semua tinggal membuktikan kesahihannya (validitas) melalui uji klinis yang baik. Dan semua nanti tinggal membuktikan keterandalannya (reliabilitas) di lapangan ketika bertemu dengan manusia yang menjadi targetnya.(*)

Baca Juga: Rusia Laporkan Ada Infeksi Flu Burung H5N8 untuk Pertama Kalinya, Apa Itu?

#berantasstunting

#HadapiCorona

#BijakGGL

.