Find Us On Social Media :

Keguguran dan Kematian Janin Berbeda, Ada Disebabkan Penyakit Kronis, Perhatikan Darah yang Keluar

Keguguran dan kematian janin dalam kandungan berbeda.

GridHEALTH.idKeguguran dan kematian bayi dalam kandungan/rahim, menurut kacamata awam adalah sama.

Padahal menurut medis itu berbeda.

Baca Juga: Kematian Janin Meningkat Selama Pandemi Covid-19, Fairuz A Rafiq Mengalaminya

Menurut dr. Ruswantriani, SpOG, Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan RSU Bunda Jakarta, saat diwawancara, menjelaskan jika keguguran dan kematian janin pada kehamilan itu berbeda.

“Jadi, kita pakai batasan 20 minggu. Di bawah 20 minggu, kita sebut dengan keguguran. Tapi, setelah 20 minggu, kita bilang adalah kematian bayi. Atau, bisa juga lahirnya prematur (extreme premature),” jelas dokter yang akrab disapa Tria itu.

“Jadi, kalau sudah trimester tiga, lalu bayi keluar atau meninggal, kita tidak bisa lagi bilang itu keguguran, melainkan kematian janin di dalam rahim,” sambungnya.

Untuk penyebabnya sendiri, ada tiga faktor penyebab kematian janin dalam kandungan.

1. Penyebab dari ibu.

2. Penyebab dari bayi.

3. Penyebab dari plasenta dan tali pusat.

Baca Juga: Bisa Sebabkan Kematian Janin, Begini Tanda Bayi Telilit Tali Pusat

Untuk diketahui, jika ibu memiliki penyakit kronis, menurut dr. Tria kematian janin dalam kandungan akan semakin tinggi kemungkinannya.

Apakah penyakit kronis itu?, contoh kencing manis ataupun darah tinggi.

“Jadi, kalau misalnya ada kematian bayi, kita akan melakukan evaluasi. Kalau dari sisi ibu, yang paling sering terjadi adalah adanya penyakit-penyakit kronis, misalnya diabetes mellitus atau kencing manis, darah tinggi, dan lain-lain,” ungkap dr. Tria saat dihubungi secara virtual (17 Februari 2021).

Jika bayi mengalami cacat bawaan pun sama, bisa menyebabkan kematian dalam kandungan.

“Kalau bayi, mungkin ada kelainan cacat bawaan yang membuatnya tidak bisa bertahan,” lanjutnya.

Baca Juga: Buah Nanas Sebabkan Ibu Hamil Keguguran? Dokter Kandungan dan Profesor Beda Pendapat

Untuk masalah plasenta yang menyebabkan kematian janin dalam kandungan, “Misalnya, plasenta atau tali pusatnya kecil, atau mungkin ada pilinan di tali pusatnya,” papar dr. Tria.

Lebih jauh dr. Tri amenjelaskan, “Jadi, kadang ada tali pusatnya terpuntir, tersimpul, atau bahkan terlepas dari tempatnya. Itu bisa terjadi walaupun jarang. Jadi, tetap harus kita evaluasi tiga hal tersebut,” tutupnya.

Adapun mengenai keguguran, terkadang sering tidak disadari para wanita.

Seperti diketahui, keguguran saat hamil muda kerap disamakan dengan gejala menstruasi biasa.

Adapun beberapa ciri-ciri gejala keguguran saat hamil muda, yaitu:

Baca Juga: Obat Diabetes Bantu Wanita yang Alami Keguguran Berulang Untuk Memiliki Bayi

- Diare

- Mual

- Mengeluarkan cairan darah yang menggumpal atau jaringan dari vagina yang lebih besar dari darah menstruasi

- Kram di perut hingga punggung bawah yang semakin memburuk.

Jika mengalami keguguran, pertolongan dokter diperlukan. Sebab bisa saja ibu hamil mengalami kehamilan ektopik (sel telur dibuahi yang tertanam di luar rahim).

Baca Juga: Kelembapan di Dalam Masker Karena Dengusan Napas Justru Melindungi Dari Paparan Virus Corona, Studi

Perhatikan betul darah yang keluar, apakah disertai lendir, jaringan, darah beku?

Jika iya, maka sebaiknya lekas berkonsultasi pada dokter kandungan.(*)

#berantasstunting

#HadapiCorona

#BijakGGL