“Tahu-tahu, Agustus lewat begitu saja. September juga kok terus saja. enggak terbayang aku bahwa akan begini lama, sungguh,” ungkapnya.
Menurut Maria, saat kasus ini pertama kali ditemukan ia merasakan betapa hebohnya masyarakat menanggapi penyakit ini.
“Beda banget, dong, ya. Dulu kan heboh banget, kita semua enggak mengerti itu apa, dan itu luar biasa hebohnya,” ungkap Maria.
Ia mengaku pada saat mengalami gejala Covid-19 memang langsung melapor ke petugas terkait.
Baca Juga: Catat, Hanya Penyandang Diabetes Seperti Ini yang Boleh Disuntik Vaksin Covid-19
Akan tetapi, sejumlah pihak justru kebingungan menghadapi laporan Maria tersebut.
“Kami sebagai pasien tidak diberi tahu atau apa, tiba-tiba ada pengumuman. Itu kan bikin heboh seluruh Indonesia. Jadi orang-orang yang satu kompleks dengan saya saat itu juga disuruh pulang, yang kerja dan sekolah dengan saya disuruh pulang dan enggak boleh kerja atau sekolah lagi,” paparnya.
Apalagi setelah diumumkannya Maria bersama kedua anaknya sebagai orang yang terjangkit Covid-19, ia merasakan betul stigma yang muncul di masyarakat.
“Saya masih baca di koran bahwa sekarang yang sakit (Covid-19) masih suka diam-diam karena banyak yang tidak membantu. Itu menyedihkan buat saya, karena seharusnya orang sudah belajar, bahwa kita tuh bisa menangani dengan bersama-sama, kalau bisa saling bantu,” paparnya.
Baca Juga: Kunyit Untuk Asam Lambung, dan 7 Manfaat Kesehatan Daun Pepaya