GridHEALTH.id - Tidak terasa, pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia sudah setahun berlalu.
Dimana sejak dimumkan pertama kali pada 2 Maret 2020 lalu, kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah setiap harinya.
Berdasarkan data terbaru dari laman covid19.go.id, hingga Senin (1/3/2021) menunjukkan penambahan 6.680 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Penambahan itu menyebabkantotal kasus Covid-19 seluruhnya di Indonesia saat ini mencapai 1.341.314 orang.
Melihat hal itu, pasien 01, Maria Darmaningsih pun ikut berbicara mengenai satu tahunnya pandemi Covid-19 di indonesia.
Menurutnya ia tak menyangka pandemi Covid-19 ini akan semakin mengganas.
Apalagi saat awal kesembuhannya, Maria mengira krisis kesehatan ini akan berlangsung singkat saja.
“Saya ingat banget, waktu itu Mei, saya dapat WhatsApp bahwa ada perkiraan Agustus 2020 kemungkinan baru ditemukan vaksin. Aku bilang, masak sih sampai Agustus,” kata Maria, Senin malam (1/3/2021).
“Tahu-tahu, Agustus lewat begitu saja. September juga kok terus saja. enggak terbayang aku bahwa akan begini lama, sungguh,” ungkapnya.
Menurut Maria, saat kasus ini pertama kali ditemukan ia merasakan betapa hebohnya masyarakat menanggapi penyakit ini.
“Beda banget, dong, ya. Dulu kan heboh banget, kita semua enggak mengerti itu apa, dan itu luar biasa hebohnya,” ungkap Maria.
Ia mengaku pada saat mengalami gejala Covid-19 memang langsung melapor ke petugas terkait.
Baca Juga: Catat, Hanya Penyandang Diabetes Seperti Ini yang Boleh Disuntik Vaksin Covid-19
Akan tetapi, sejumlah pihak justru kebingungan menghadapi laporan Maria tersebut.
“Kami sebagai pasien tidak diberi tahu atau apa, tiba-tiba ada pengumuman. Itu kan bikin heboh seluruh Indonesia. Jadi orang-orang yang satu kompleks dengan saya saat itu juga disuruh pulang, yang kerja dan sekolah dengan saya disuruh pulang dan enggak boleh kerja atau sekolah lagi,” paparnya.
Apalagi setelah diumumkannya Maria bersama kedua anaknya sebagai orang yang terjangkit Covid-19, ia merasakan betul stigma yang muncul di masyarakat.
“Saya masih baca di koran bahwa sekarang yang sakit (Covid-19) masih suka diam-diam karena banyak yang tidak membantu. Itu menyedihkan buat saya, karena seharusnya orang sudah belajar, bahwa kita tuh bisa menangani dengan bersama-sama, kalau bisa saling bantu,” paparnya.
Baca Juga: Kunyit Untuk Asam Lambung, dan 7 Manfaat Kesehatan Daun Pepaya
Bahkan Maria merasa bahwa kemanusiaan setiap orang menjadi hilang lantaran penyakit tersebut.
Padahal baginya, krisis kesehatan ini seharusnyamembuat tingkat kemanusiaan menjadi semakin tinggi karena memang harus dihadapi bersama-sama.
“Saya pikir, apa ini pendidikan kita yang kurang atau apa? Belum lagi yang di-bully. Saya kan belajar tradisi kita, karena saya penari, saya belajar filosofinya. Sepertinya kan banyak hal-hal yang tinggi dalam filosofi kita, tapi kok ketika kena Covid-19. Apa, sih, yang salah, kok kita (pengidap Covid-19) jadi di-bully habis-habisan? Memang apa, sih, yang bikin kita sakit? Memang kita yang minta? Saya enggak paham,” tutur dia.
Baca Juga: Diungkap Kadin, Ternyata Ini Beda Vaksin Gotong Royong dengan Vaksin Gratis Pemerintah
Dia pun merasakanya hingga saat ini tak sedikit orang-orang yang terkena Covid-19 sampai tidak mau memberitahukan ke tetangganya karena nanti takut munculnya stigma negatif dan tidak dibantu.
“Yang begitu-begitu enggak masuk di hati saya. Saya enggak ngerti sampai sekarang. Kadang, aku pikir, aku konsentrasi saja dengan kehidupanku dan keluarga. Masih banyak, kok, yang sayang. Kalau enggak begitu, bisa gila, kalau ngikutin bully-bully-an,” tandas Maria.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL