Bahkan Maria merasa bahwa kemanusiaan setiap orang menjadi hilang lantaran penyakit tersebut.
Padahal baginya, krisis kesehatan ini seharusnyamembuat tingkat kemanusiaan menjadi semakin tinggi karena memang harus dihadapi bersama-sama.
“Saya pikir, apa ini pendidikan kita yang kurang atau apa? Belum lagi yang di-bully. Saya kan belajar tradisi kita, karena saya penari, saya belajar filosofinya. Sepertinya kan banyak hal-hal yang tinggi dalam filosofi kita, tapi kok ketika kena Covid-19. Apa, sih, yang salah, kok kita (pengidap Covid-19) jadi di-bully habis-habisan? Memang apa, sih, yang bikin kita sakit? Memang kita yang minta? Saya enggak paham,” tutur dia.
Baca Juga: Diungkap Kadin, Ternyata Ini Beda Vaksin Gotong Royong dengan Vaksin Gratis Pemerintah
Dia pun merasakanya hingga saat ini tak sedikit orang-orang yang terkena Covid-19 sampai tidak mau memberitahukan ke tetangganya karena nanti takut munculnya stigma negatif dan tidak dibantu.
“Yang begitu-begitu enggak masuk di hati saya. Saya enggak ngerti sampai sekarang. Kadang, aku pikir, aku konsentrasi saja dengan kehidupanku dan keluarga. Masih banyak, kok, yang sayang. Kalau enggak begitu, bisa gila, kalau ngikutin bully-bully-an,” tandas Maria.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL