Find Us On Social Media :

Selalu Baca Label Makanan yang Dikonsumsi Ternyata Bisa Cegah Obesitas, Ini Kata BPOM

Selalu cek label makanan sebelum membelinya.

GridHEALTH.id - Obesitas atau berat badan berlebih saat ini disebut sebagai salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.

Seperti tercatat dalam situs situs worldometers.info per 2020, yang menyebutkan setidaknya ada  750.357.175 orang dengan kondisi obesitas di dunia.

Dimana setiap tahunnya 2,6 juta orang dewasa dilaporkan meninggal dunia akibat obesitas, kondisi ini membuatnya menjadi salah satu faktor penyebab kematian tertinggi kelima di dunia.

Ancaman obesitas ini pun diakui Koordinator Kelompok Standardisasi Pangan Olahan Keperluan Gizi Khusus, Direktorat Standardisasi Pangan Olahan BPOM, Yusra Egayanti, S.Si, Apt, MP.

Baca Juga: Garam Untuk Tangkal Infeksi Covid-19, Faktanya Lemahkan Imunitas

Menurutnya jumlah orang yang engalami di Indonesia pun tak kalah mengkhawatirkan.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 disebutkan bahwa prevalensi obesitas pada orang dewasa di atas 18 tahun terus meningkat dari tahun ke tahun sejak 2007.

Hasil Riskesdas 2018 Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan menunjukkan prevalensi obesitas meningkat sejak tiga periode Riskesda yaitu pada 2007 10,5%, 2013 14,8%, dan 2018 21,8 %.

Padahal menurut Yusra obesitas sebenarnya kondisi yang bisa dicegah sejak dini seperti dengan membatasi asupan asupan gula garam lemak (GGL).

 “Kelebihan berat badan dan obesitas dapat dicegah dengan pengaturan pola makan dengan prinsip gizi seimbang. Salah satunya dengan membatasi asupan gula garam lemak yang dikonsumsi," kata Yura dalam acara virtual peringatan Hari Obesitas Sedunia, Nutrifood bersama Kemenkes dan BPOM, Kamis (4/3/2021).

Lebih lanjut Yura mengatakan sebagai salah satu upaya untuk mengetahui asupan GGL, masyarakat disarankan untuk lebih cermat dalam membaca label kemasan pangan olahan yang dikonsumsi.

Baca Juga: 5 Makanan Populer Diet Ini Kandungan Gulanya Tinggi, Tidak Bijak GGL

"Masyarakat harus selalu memperhatikan empat informasi nilai gizi dalam label kemasan yaitu jumlah sajian perkemasan, energi total per sajian, zat gizi (lemak, lemak jenuh, protein, karbohidrat (termasuk gula) dan persentase AKG (Angka Kecukupan Gizi) per sajian,” jelasnya.

Yusra melanjutkan, “Idealnya, dalam sehari, masyarakat dapat mengonsumsi tidak lebih dari, gula sebanyak 50 gram atau setara dengan 4 sendok makan, garam sebanyak 5 gram atau setara dengan 1 sendok teh, dan lemak total sebanyak 67 gram atau 5 sendok makan."

Dengan selalu cermat membaca label kemasan dan menjadikannya sebagai kebiasaan, maka masyarakat akan lebih cerdas untuk memilah zat gizi apa yang harus dipenuhi dan yang harus dibatasi.

Sehingga bisa terhindar dari berbagai penyakit gangguan metabolik seperti obesitas, prediabetes dan diabetes.

Baca Juga: Banyak Jerawat Tanda Perempuan Sedang Dalam Masa Subur? Yang Benar Terlalu Banyak Makan Lemak

Jumlah sajian yang dikonsumsi memengaruhi jumlah kalori dan dan asupan zat gizi, misalkan sajian per kemasan adalah 15 maka jika kita konsumsi seluruh isi kemasan maka kita akan peroleh 1500 kkal.

Misalkan per sajian (27 gram) energi total adalah 150 kkal dengan 60 kkal dari lemak, maka energi per kemasan adalah 2250 kkal dan 900 kkal dari lemak, artinya dengan konsumsi 1 kemasan kita memenuhi 2250/2150 kkal kebutuhan kalori.

Baca Juga: Wajah Bengkak, Mudah Lelah dan Lingkar Pinggang Lebar, Ciri Kelebihan Gula Garam Lemak

Selain itu tentunya harus memperhatikan asupan dari pangan lainnya baik yang diolah di rumah atau dari jajanan di restoran.

Zat gizi menunjukkan kandungan gula, garam, lemak, dan gizi mikro yang penting untuk kesehatan seperti vitamin, kalsium, zat besi, dan sebagainya.

Persentase AKG menunjukkan jumlah zat gizi per saji dibandingkan acuan label gizi dan dikalikan 100%.(*)

Baca Juga: Pria Indonesia Kelebihan Asupan Gula Garam Lemak Ketimbang Wanita, Sampai 35,1 Persen

 #berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL