Amin menambahkan, sel yang muncul tersebut nantinya yang akan merangsang dan membentuk kekebalan baru atau antibodi.
“Nah bagian-bagian dari virus atau bakteri yang dimunculkan ke permukaan itu akan merangsang kekebalan seluler atau kalau dia akan bergabung dengan beberapa molekuler maka akan membentuk kekebalan. Artinya pembentukan antibodi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Amin mengungkap bahwa metode pengambilan sel denderitik tersebut pernah digunakan untuk terapi pasien kanker.
Baca Juga: Survei : Warga Pilih Vaksin Covid-19 Merah Putih Produksi Indonesia Dibanding Sinovac Buatan Cina
Namun penggunaan metode ini untuk Covid-19 menjadi yang pertama kali didunia.
“Nah itu teknologi itu memang sudah dicoba dan itu untuk terapi kanker. Untuk vaksin penyakit infeksi belum ada yang pernah digunakan. Jadi saat ini penggunaan SARS-Cov-2 ini memang salah satu yang dicoba pertama kali, yang akan diterapkan di manusia,” ujarnya.
Amin menjelaskan bahwa gagasan dari metode dendritik ini memang diperuntukan untuk meningkatkan respons imun.
“Memang gagasannya adalah untuk meningkatkan respons imun terhadap bagian-bagian dari mikroba yang akan dihentikan,” paparnya.
Baca Juga: Jawaban Menohok Mantan Menkes Terawan Saat Vaksin Nusantara Dikritik: 'Itu Hasilnya Ada'