“Jadi intinya, dalam penyiapan vaksin dendritik ini, dari sel manusia yang diambil kemudian di biak, atau diberi antigen yang berupa bagian-bagian dari virus SARS-Cov-2 ini. Sehingga, sel dendritik ini sesuai sifatnya akan mengambil protein yang diberikan. Kemudian akan dimunculkan. Nah itu yang diharapkan munculnya kekebalan,” tambah Amin.
Sementara itu, diketahui sebelumnya riset vaksin Nusantara dihentikan sementara oleh tim peneliti dengan mengajukan surat permohonan kepada Kemenkes.
Alasannya, untuk melengkapi dokumen persyaratan kepada BPOM agar bisa melanjutkan proses uji klinis fase II.
Kepala BPOM Penny Lukito membeberkan beberapa hal terkait penelitian vaksin tersebut yang dinilai tak sesuai dengan kaidah medis.
Salah satunya, terdapat perbedaan lokasi penelitian dengan pihak sebelumnya yang mengajukan diri sebagai komite etik.
"Pemenuhan kaidah good clinical practice juga tidak dilaksanakan dalam penelitian ini. Komite etik dari RSPAD Gatot Subroto, tapi pelaksanaan penelitian ada di RS dr Kariadi," kata Penny seperti dilansir dari artikel yang dipublish GridHEALTH.id (23 Maret2021).(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL