Find Us On Social Media :

Pertanyaan Awam, 'Setelah Disuntik Vaksin Covid-19, Apakah Saya Tetap Bisa Menyebarkan Virus Corona?'

Orang yang telah disuntik vaksin Covid-19 tetap dapat menyebarkan virus corona meski kemungkinannya kecil.

GridHEALTH.id - Kita telah diberi suntikan vaksin Covid-19 untuk melawan virus corona. Untuk yang dua kali penyuntikannpun sudah dilakukan dengan lengkap. 

Gerakan penyuntikan vaksin Covid-19 tengah berlangsung di seluruh dunia untuk melawan pandemi virus corona yang sudah berlangsung sejak tahun lalu.

Tercatat vaksin yang digunakan adalah Sinovac, Pfizer-BioNTech, Moderna di AS, Sputnik, dan AstraZeneca-Oxford . Sebagian besar terbukti sangat efektif dalam mencegah orang sakit parah karena Covid-19.

Dengan antibodi yang berkurang dengan cepat setelah infeksi, mereka yang sebelumnya menderita Covid-19 juga didorong untuk divaksinasi.

Kalau kemudian kita bertanya-tanya apakah masih bisa terinfeksi dan menyebarkan virus corona setelah divaksinasi, jawabannya adalah ya.

Meski para ahli kesehatan mengatakan risikonya rendah, penelitian masih terus berlangsung untuk melihat seberapa baik suntikan tersebut dapat melumpuhkan penyebaran virus.

Baca Juga: Evaluasi CDC Setelah 1 Bulan Penyuntikan Global, Vaksin Covid-19 Pfeizer-BioNTech Juara dengan Hasil 90% Drop Risiko Infeksi

Baca Juga: Apakah Tekanan Darah Tinggi Bisa Disembuhkan? Ini Jawaban Dokter

Karenanya, meski orang yang divaksinasi tidak sakit, mereka mungkin tetap terinfeksi tanpa menunjukkan gejala apa pun.

Vaksin Pfizer, misalnya, terbukti 94% efektif mencegah Covid-19 tanpa gejala. Para ahli berpikir vaksin juga akan membatasi kemungkinan orang-orang itu menyebarkan virus.

“Orang yang divaksinasi mengendalikan virus dengan lebih baik, sehingga kemungkinan penularan akan sangat berkurang,” Dr. Robert Gallo, ahli virus di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland, mengatakan kepada Associated Press (AP) pada 04/04/2021.

Di Turki, hanya sedikit orang yang telah divaksinasi penuh yang terinfeksi, dan tidak ada yang meninggal. Dan, seperti yang ditunjukkan kasus di Israel, 317 orang dari 715.425 menjadi terinfeksi seminggu setelah menerima kedua dosis tersebut, ketika kekebalan yang ditingkatkan diperkirakan akan muncul.

Ketika infeksi mungkin terjadi, pertanyaan tentang penyebaran juga muncul. Di antara bukti sejauh ini, studi menunjukkan jika orang benar-benar terinfeksi meskipun telah divaksinasi, mereka menyimpan lebih sedikit virus corona di hidung daripada yang tidak divaksinasi.Itu membuatnya lebih sulit untuk disebarkan.

Baca Juga: Cara Menghilangkan Komedo, Praktis Dengan Mentimun dan Air Mawar

Baca Juga: Penyandang Diabetes Menolak Terapi Insulin, Ini Risiko yang Muncul

Tetapi mengingat ketidakpastian dan datangnya varian yang lebih menular, para ahli mengatakan orang yang divaksinasi penuh harus terus memakai masker dan jarak sosial di depan umum dan saat mengunjungi orang yang tidak divaksinasi yang berisiko tinggi terkena penyakit parah jika terinfeksi.

“Kita masih harus berhati-hati. Vaksin itu penting. Tapi itu bukanlah obat-semua yang mengakhiri epidemi besok," kata Gallo.

Baca Juga: Mengatasi Kram Menstruasi dengan Cara Rumahan yang Murah dan Praktis

Baca Juga: Dampak Kurang Tidur Meski Cuma Semalam, Ternyata Berisiko Pada Jantung

"Faktor lain juga dapat memengaruhi kemungkinan orang yang divaksinasi menyebarkan virus, termasuk respons imun terhadap vaksin, tingkat vaksinasi di masyarakat, dan apakah ada lonjakan kasus yang sedang berlangsung secara lokal," ungkap Dr. Laraine Lynn Washer, pakar penyakit menular di University of Michigan, AS mengatakan kepada AP (04/04/2021). (*)

#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL