“Jadi kalo ada orang yang alergi pada komponen tersebut, ya dia tentu akan mendapatkan reaksi yang lebih intens ketimbang orang yg tidak punya alergi pada komponen itu. Ini salah satu faktor mengapa efek vaksin pada tiap orang berbeda,” lanjutnya.
Namuan sebenarnya kata Ahmad, jika efek samping vaksin yang muncul sesuai dengan yang dilaporkan pada uji klinis vaksin, tidak menyebabkan efek yang berkelanjutan, atau bahkan menyebabkan kematian, itu berarti vaksin masih dalam kategori aman.
Baca Juga: Wanita Mengalami Efek Samping Vaksin Covid-19 yang Lebih Kuat, Studi
“Seperti di Sulawesi Utara, kejadian ikutan yang muncul setelah vaksin ada mual, demam, ada juga lemas otot, ya sebetulnya efek yang muncul dari vaksin AstraZeneca memang seperti itu, sama seperti yang sudah dilaporkan di uji klinis fase 1, fase 2,” tuturnya.
Ditegaskan Ahmad, definisi vaksin aman bukan berarti tidak ada efek samping sama sekali setelah vaksin. Efek samping tentu ada, tapi dalam batas toleransi.
“Aman itu berarti tidak ada efek samping yang membahayakan, seperti sampai tidak sadar, sampai harus pakai ventilator misalnya, atau sampai menyebabkan kematian,” ujarnya.
Di sisi lain Ahmad juga mengingatkan, bahwa efek samping vaksin tak dialami semua orang.
Sehingga, orang-orang yang tak mengalaminya tak perlu khawatir, bukan berarti vaksinnya tidak manjur. Karena tanpa munculnya efek samping, vaksin Covid-19 tetap bekerja di dalam tubuh.
Baca Juga: Rusia Keluarkan Vaksin Covid-19 Pertama di Dunia Untuk Hewan Agar Tak Tularkan ke Manusia
“Sekitar 80 persen orang yang divaksin memang tidak merasakan apa-apa. Bisa jadi karena keseimbangan imunnya baik. Tapi yang pasti, efek perlindungan dari vaksin tetap dia dapatkan. Jangan khawatir,” pungkasnya.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL