GridHEALTH.id - Program vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat Indonesia masih terus berjalan sampai saat ini.
Awal mula gelombang pertama vaksinasi Covid-19 ini dimulai dengan penyuntikkan vaksin kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Beberapa pejabat dan tokoh publik juga turut menerima vaksin di hari yang sama. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa vaksin yang diberikan aman dan halal.
Namun, efek samping yang akan dirasakan banyak orang mungkin berbeda dengan jenis vaksin Covid-19.
Efek samping yang paling umum adalah nyeri di tempat suntikan. Efek samping lain termasuk kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, nyeri sendi, dan mungkin demam.
Melansir dari who.int dalam artikel 'Side Effects of COVID-19 Vaccines' (31/03/21), vaksin dirancang untuk memberikan kekebalan tanpa bahaya penyakit.
Setiap vaksin memiliki efek samping, yang biasanya sudah terlihat saat uji klinis, termasuk pada vaksin Covid-19.
Efek samping atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang muncul juga bisa bermacam-macam, muai dari nyeri pada lokasi suntik, pusing, demam, hingga mual.
Tapi, efek samping vaksin Covid-19 rupanya tak dialami oleh semua orang.
Karena itu, ada sebagian orang yang merasa sakit setelah divaksin, sementara sebagian orang lainnya dalam kondisi baik-baik saja tanpa merasakan efek apapun.
Baca Juga: Baru Sehari Disuntik Vaksin Covid-19, Efek Samping Ini Langsung Dialami Vladimir Putin
Menurut ahli biologi molekuler Ahmad Utomo, munculnya efek samping dari vaksin tergantung dari imun tubuh masing-masing orang dan tipe vaksinnya.
Ia mengatakan, dalam vaksin ada dua komponen utama, yaitu zat aktif dan ajuvan. Setiap vaksin menggunakan ajuvan yang berbeda.
Ajuvan ini yang kemungkinan bisa menimbulkan reaksi.
“Misalnya Sinovac ajuvannya aluminium atau pada Pfizer dan moderna, yang berfungsi sebagai ajuvan adalah komponen nano partikel pembungkus RNA. Ini bisa menimbulkan reaksi orang yang alergi pada komponen tersebut,” jelas Ahmad saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/4/2021).
“Jadi kalo ada orang yang alergi pada komponen tersebut, ya dia tentu akan mendapatkan reaksi yang lebih intens ketimbang orang yg tidak punya alergi pada komponen itu. Ini salah satu faktor mengapa efek vaksin pada tiap orang berbeda,” lanjutnya.
Namuan sebenarnya kata Ahmad, jika efek samping vaksin yang muncul sesuai dengan yang dilaporkan pada uji klinis vaksin, tidak menyebabkan efek yang berkelanjutan, atau bahkan menyebabkan kematian, itu berarti vaksin masih dalam kategori aman.
Baca Juga: Wanita Mengalami Efek Samping Vaksin Covid-19 yang Lebih Kuat, Studi
“Seperti di Sulawesi Utara, kejadian ikutan yang muncul setelah vaksin ada mual, demam, ada juga lemas otot, ya sebetulnya efek yang muncul dari vaksin AstraZeneca memang seperti itu, sama seperti yang sudah dilaporkan di uji klinis fase 1, fase 2,” tuturnya.
Ditegaskan Ahmad, definisi vaksin aman bukan berarti tidak ada efek samping sama sekali setelah vaksin. Efek samping tentu ada, tapi dalam batas toleransi.
“Aman itu berarti tidak ada efek samping yang membahayakan, seperti sampai tidak sadar, sampai harus pakai ventilator misalnya, atau sampai menyebabkan kematian,” ujarnya.
Di sisi lain Ahmad juga mengingatkan, bahwa efek samping vaksin tak dialami semua orang.
Sehingga, orang-orang yang tak mengalaminya tak perlu khawatir, bukan berarti vaksinnya tidak manjur. Karena tanpa munculnya efek samping, vaksin Covid-19 tetap bekerja di dalam tubuh.
Baca Juga: Rusia Keluarkan Vaksin Covid-19 Pertama di Dunia Untuk Hewan Agar Tak Tularkan ke Manusia
“Sekitar 80 persen orang yang divaksin memang tidak merasakan apa-apa. Bisa jadi karena keseimbangan imunnya baik. Tapi yang pasti, efek perlindungan dari vaksin tetap dia dapatkan. Jangan khawatir,” pungkasnya.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL