Find Us On Social Media :

Aburizal Bakrie Jadi Relawan dan Sudah Disuntik Vaksin Nusantara dr Terawan, Jubir Beri Penjelasan

Aburizal Bakrie pilih disuntik vaksin Nusantara.

GridHEALTH.id - Kabar mengejutkan datang dari politikus sekaligus pengusaha Aburizal Bakrie.

Dimana pria yang akrab disapa Ical itu dikabarkan sudah disuntik vaksin Nusantara besutan mantan Menkes Terawan Agus Putranto.

Baca Juga: Komentar Dokter Tirta Soal Vaksin Nusantara, 'Lebih Baik Disetop, Borosin Uang'

Kabar tersebut diketahui setelah sebuah video berdurasi 9 detik yang memperlihatkan Aburizal Bakrie mengakui dirinya telah disuntik vaksin Nusantara beredar di media sosial.

Menanggapi video tersebut, Juru bicara (Jubir) Aburizal Bakrie, Lalu Mara Satria Wangsa pun membenarkannya.

"Iya betul, beliau (Aburizal Bakrie) kirimin saya video, Kamis minggu lalu," kata Lalu.

Baca Juga: Daftar Moda Transfortasi yang Dilarang dan Mendapat Pengecualian Mudik Lebaran 2021

Menurutnya alasan Aburizal Bakrie bersedia jadi relawan dan disuntik vaksin Nusantara lantaran dirinya mendukung pengembangan vaksin Covid-19 dalam negeri.

"Sepertinya sebagai relawan. Beliau juga kan sudah tahu kemampuan Prof Terawan, karena beliau boleh disebut diselamatkan melalui tindakan medis yang dilakukan Prof Terawan lewat metode brain wash-nya itu," ujarnya.

Lebih lanjut, sang Jubir juga mengatakan, apa yang dilakukan atasannya itu sejalan dengan imbauan Presiden Jokowi untuk mencintai produk dalam negeri.

Baca Juga: Diungkap Peneliti Eijkman, Vaksin Nusantara Terawan Ternyata Sudah Pernah Digunakan Untuk Terapi Kanker

"Beliau sangat mendukung produk yang dihasilkan putera bangsa. Bukankah ini sejalan dengan yang diminta oleh Pak Presiden untuk mencintai produk dalam negeri," pungkasnya.

Sementara diketahui sebelumnya, seperti  dikutip dari Kompas.com (13/4/2021), vaksin Nusantara sampai saat ini belum mendapatkan izin uji klinis fase II dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Pasalnya BPOM menemukan kejanggalan dalam uji klinis fase I vaksin Nusantara.

Baca Juga: Setelah Riset Vaksin Nusantara Terawan Distop, DPR Keukeuh Minta Dilanjutkan Karena Satu Hal Ini

Kepala BPOM Penny Lukito dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Kamis (8/4/2021) mengatakan, vaksin Nusantara tidak memenuhi Good Manufacture Practice (GMP), karena tidak dilakukan validasi dan standardisasi sehingga alat ukurnya tidak terkalibrasi.

Kemudian, konsep vaksin dari sel dendritik ini juga tidak memenuhi GMP karena dilakukan di tempat terbuka.

Baca Juga: Mendadak Riset Vaksin Nusantara Terawan Minta Distop Pihak RSUD Kariadi Semarang, Ternyata Ini Masalahnya

Padahal, kata Penny, vaksin Covid-19 harus steril dengan konsep tertutup karena akan disuntikkan ke tubuh manusia.

Penny juga menyebutnya, tim peneliti Vaksin Nusantara tak mampu menjelaskan konsep dari vaksin tersebut, apakah seperti terapi atau pelaksanaan vaksinasi pada umumnya.

Disisi lain, Epidemiolog Universitas Griffith, Brisbane, Australia, Dicky Budiman juga mengatakan jika tidak disertai bukti ilmiah vaksin itu sangat berbahaya.

Baca Juga: Vaksin Nusantara Mantan Menkes Terawan Akhirnya Disorot Jokowi, Ini Seruannya

“Apalagi vaksin (nusantara) dendritik yang belum memiliki bukti atau evidence ilmiah terkait peran vaksin seperti ini untuk penyakit menular,” tuturnya dikutip dari tribunnews.com (11/4/2021).

Dicky menilai apabila Vaksin Nusantara dipaksakan justru akan berisiko besar, baik materil maupun kesehatan.

“Jika dipaksakan, selain ini tidak visible tentu akan makan ongkos besar, beresiko besar juga,” kata dia.

Baca Juga: Jawaban Menohok Mantan Menkes Terawan Saat Vaksin Nusantara Dikritik: 'Itu Hasilnya Ada'

"Selain tidak feasible, manfaat kesehatan masyarakat dari penggunaan vaksin tersebut belum tentu ada. Ini namanya tidak efisien dan efektif,” ujar Dicky.

Mnurut Dicky pengembangan Vaksin Nusantara tidak bisa dipaksakan.

“Tidak boleh ada intervensi politik, karena kontraproduktif dengan vaksinasi yang ada,” tuturnya.(*)

Baca Juga: Dicibir Sana-sini, Satgas Angkat Bicara Terkait Vaksin Nusantara Buatan Terawan: Harus Lewati Tahapan Pengembangan

 #berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL