Find Us On Social Media :

Ikut Jalani Pengambilan Sample Darah, Politisi PDIP Ini Tertarik Jadi Relawan Vaksin Nusantara Meski Miliki Komorbid Jantung dengan 5 Ring

Vaksin Nusantara, gagasan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang menjadi kontroversi.

GridHEALTH.id - Beberapa anggota DPR RI mulai mengikuti uji klinik vaksin Nusantara belum lama ini.

Meski belum mendapat lampu hijau dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) usai uji klinik Fase 1, vaksin Corona besutan eks Menteri Kesehatan Terawan ini tetap lanjut ke Fase 2.

Sejumlah anggota DPR mendatangi RSPAD Gatot Subroto untuk menjadi relawan pengembangan vaksin Nusantara.

Baca Juga: Disudutkan Tak Loloskan Vaksin Nusantara, Kepala BPOM Penny Lukito Bongkar Fakta Korban Uji Klinis yang Alami KTD Grade 1 dan 2

Salah satunya yang mengikuti vaksin ini adalah anggota Komisi XII DPR Adian Napitupulu.

Ia mengikuti uji klinik tahap II Vaksin Nusantara yang digagas mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto.

Adian Napitupulu yang datang atas inisiatif sendiri mengaku tertarik dengan Vaksin Nusantara.

Hal ini dikarenakan vaksin tersebut memungkinkan untuk orang yang memiliki komorbid (penyakit bawaan tertentu) seperti dirinya.

"Saya ini punya penyakit jantung, ring saya sudah lima. Komorbid. Jadi ada penyakit penyerta," ujarnya di Gedung Cellcure Center RSPAD Gatot Subroto, Rabu, 14 April 2021.

Sebelum memilih Vaksin Nusantara, Adian mengaku sudah mencari tahu informasi terkait vaksin-vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia.

Sinovac, kata dia, tidak bisa diberikan kepada orang yang mempunyai penyakit penyerta. Kemudian AstraZeneca juga terdapat kasus efek pengentalan darah.

Baca Juga: Uji Klinis Vaksin Nusantara Dilanjutkan Tanpa Persetujuan BPOM, Satgas Covid-19 Hanya Beri Teguran

"Itu berbahaya buat jantung. Hari ini Johnson & Johnson juga ditunda pemberlakuannya di Amerika Serikat karena pengentalan darah. Nah, harus ada dong alternatif laih untuk orang seperti saya," ujarnya.

Adian menuturkan, sebagai warga negara, dirinya punya hak mendapat kesehatan dan divaksin.

Politikus PDIP itu pun menilai Vaksin Nusantara lah yang paling memungkinkan.

"Karena diambil dari sel darah kita sendiri, sehingga tidak ada unsur luar yang masuk. Tadi saya dapat penjelasan di dalam," katanya.

Meski belum dapat dipastikan sampel darahnya bakal lolos untuk pemberian vaksin Nusantara, Adian optimistis pengujiannya berhasil.

Sehingga, kata dia, Vaksin Nusantara dapat menjadi harapan mendapat vaksinasi bagi para penderita komorbid.

Baca Juga: Komentar Dokter Tirta Soal Vaksin Nusantara, 'Lebih Baik Disetop, Borosin Uang'

Sebelumnya, Kepala RSPAD Gatot Subroto Budi Sulistya sempat menegaskan, anggota DPR datang untuk diambil sampel darahnya.

"Apabila ada pejabat publik, politisi dan masyarakat yang akan diambil darahnya besok atau lusa berarti hal tersebut baru pengambilan sampel dan bukan pemberian vaksin nusantara," kata Budi dalam keterangan tertulis, Rabu dikutip dari Kompas.com.

"Proses dari pengambilan sampel sampai dengan pemberian sel dendritik rerata 7-8 hari. Sampel yang diambil dan tidak memenuhi kriteria inklusi kami tekankan kepada peneliti untuk tidak dimasukkan dalam sampel penelitian," sambung dia.(*)

#berantasstunting

#HadapiCorona

#BijakGGL