Find Us On Social Media :

Penyebab dan Cara Mengatasi Sakit Kepala di Siang Hari Saat Puasa Ramadan

Sakit kepala di siang hari saat puasa.

GridHEALTH.id – Salah satu masalah kesehatan yang biasany dialami mereka yang berpuasa adalah sakit kepala.

Penyebabnya bisa karena tidak mendapatkan asupan kafein seperti biasanya, karena sedang puasa, atau dehidrasi, bisa juga gula darah rendah.

Baca Juga: Ganti Air Es Dengan Air Hangat Saat Buka Puasa, Ini 6 Keuntungannya Bagi Kesehatan Tubuh

Tapi bisa juga dikarenakan sebab lainya, seperti dipaparkan Dr Taoufik Al Saadi, kepala petugas medis dan ketua departemen neurologi di Pusat Psikiatri dan Neurologi Amerika, dilansir dari Thenationalnews.com.

Menurutnya sakit kepala saat puasa, seperti umat muslim yang menjalankan ibadah puasa Ramadan, secara umum bisa disebabkan oleh penyebab primer dan sekunder.

Penyebab primer, bisa terkait dengan stres dan ketegangan.

Sedangkan, penyebab sakit kepala sekunder adalah akibat dari gangguan struktural atau metabolisme di otak.

Baca Juga: Ikut Jalani Pengambilan Sample Darah, Politisi PDIP Ini Tertarik Jadi Relawan Vaksin Nusantara Meski Miliki Komorbid Jantung dengan 5 Ring

Dalam kasus ini, mungkin ada patologi dasar yang dapat menyebabkan sakit kepala, seperti tumor otak atau pendarahan otak.

Tapi menurutnya penyebab sakit kepala saat puasa paling sering disebabkan oleh, dehidrasi, hipoglikemia (kadar gula darah rendah), behentinya konsumsi kafein, pergeseran siklus tidur, dan kurang tidur.

Supaya terhindar dari sakit kepala saat ibadah puasa Ramadan 2021;

1. Mulai kurangi asupan kafein secara bertahap.

Minum secangkir kopi atau teh kental saat sahur, atau sebagai alternatif, bisa minum obat penghilang rasa sakit, seperti yang disarankan oleh ahli.

Baca Juga: Tak Ada Persetujuan BPOM, Anggota DPR Jadi 'Relawan' Suntik Vaksin Covid-19 Nusantara

2. Jam tidur harus cukup, serta memastikan tubuh terhidrasi dengan baik pada saat berbuka puasa.

Bagaimana mengatasinya saat mengali sakit kepala saat puasa di siang hari?

Ketahui penyebabnya primer atau sekunder.

Baca Juga: Pasiennya Tertular Penyakit Kelamin, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Ini Kebingungan Curhat di Media Sosial

Dalam kasus penyebab sekunder, pasien perlu menemui ahli saraf khusus, yang dapat menawarkan beberapa perawatan tergantung pada tingkat keparahan, frekuensi, dan faktor eksternal yang menyebabkan gejala.

Jika sakit kepala yang utama dan tidak ada kelainan otak, maka pengobatan dapat ditawarkan tergantung pada penyebab yang mendasari ketegangan, migrain, hingga jenis lainnya.

Menjaga jam tidur teratur dan tetap terhidrasi adalalah kunci.(*)

Baca Juga: Sebut Jokowi, Rakyat dan DPR Telah Dibohongi Vaksin Nusantara, Pandu Priono; Tim Peneliti Aslinya Orang Amerika

#berantasstunting

#HadapiCorona

#BijakGGL