Find Us On Social Media :

600 Nakes Mengalami Kekerasan Fisik dan Mental Selama Pandemi Covid-19, Salah Satunya Terjadi di RS Siloam Brawijaya Palembang

Perawat CR Dianiaya

GridHEALTH.id - Kekerasan fisik dan verbal adalah hal yang disayangkan terjadi, terlebih di masa pandemi Covid-19.

Karena saat ini bukan perselisihan yang harus terjadi, tapi bergotong royong untuk bisa keluar dari pandemi Covid-19 dengan selamat.

Baca Juga: Miliki Banyak Nutrisi dalam Satu Butirnya, Ini Manfaat Telur Rebus

Tapi apa mau dikata, belum lama viral kejadian kekerasan fisik juga verbal kepada tenaga kesehatan (Nakes) di tempat kerjanya oleh keluarga pasien.

Ternyata berbicara kekerasan pada nakes di era pandemi Covid-19 saat ini memeng miris kenyataanya.

Bagaimana tidak, faktanya melansir postingan dr. Vicka Farah Diba, M.Sc.SpA di laman FaceBook nya (17/4/2021), menurut darata Komite Palang Merah International (ICRC), telah terjadi lebih dari 600 tenaga kesehatan mengalami kekerasan secara fisik maupun mental selama pandemi Covid-19.

ICRC pun mencatat lebih dari 20 persen kasus kekwrasan terhadap nakes melibatkan serangan fisik. 15 persen insiden 'diskriminasi berbasis rasa takut'm, dan 15 persen lainnya serangan atau ancaman verbal.

Baca Juga: Pilih Gorengan Jadi Makanan Buka Puasa Picu Risiko Penyakit, Ini Saran dari Ahli Gizi

Sedihnya lagi menurut Vicka saat ini kurang sekali alat pelindung diri bagi nakes, sehingga menambah tekanan pada kesehatan fisik dan mental nakes, juga keluarganya.

Salah satu korban yang viral beberapa hari lalu adalah nakes dari RS Siloam Brawijaya Palembang.

Kejadian itu terjadi berawal dari pelaku inisial JT saat akan menjemput anaknya yang sedang dirawat (15/4/2021) siang, mendapati infus di tangan pasien dilepas oleh seorang perawat berinisial CSR.

Setelah jarum infus dilepas, tangan pasien mengeluarkan darah.

JT yang mengetahui tangan anaknya berdarah tak bisa menahan emosi.

Baca Juga: 3 Khasiat Luar Biasa Kolang-Kaling , Pantas Diburu Saat Ramadan

"Kemudian pelaku ini meminta korban untuk datang ke ruang perawatan anaknya. Korban akhirnya datang bersama teman perawatnya yang lain untuk meminta maaf," ujar Kepala Sub Bagian Humas Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Palembang Komisaris Polisi M Abdullah, Jumat (16/4/2021).

Belum sempat meminta maaf, korban (nakes) dengan inisial CSR ditampar oleh JT.

Ia juga menyuruh nakes CSR untuk bersujud memohon maaf kepada keluarganya.

Baca Juga: Cerdas Memilih Makanan Agar Terhindar Dari Diabetes, Ikuti Saran Ahli

CSR menuruti perintah JT. Namun, diduga karena emosinya meluap-luap, JT kembali melakukan serangan fisik kepada si nakes CSR.

Mengetahui kejadian itu, rekan-rekan seprofesi CSR berusaha melerai dan menahan JT agar tidak melakukan perbuatannya itu lagi.

Nah, adegan penganiayaan tersebut ada memvideokan dan diunggah di media sosial lalu viral.

Video berdurasi 35 detik tersebut beredar cepat di instagram.

Akibat peristiwa tersebut, perawat berinisial CSR itu mengalami luka lebam di wajahnya.

Oleh CSR, kejadian itu dilaporkan ke Polrestabes Palembang.

Polisi pun telah mengambil bukti visum yang dialami korban.

Korban mengalami luka memar di bagian mata kiri, bengkak di bagian bibir, dan perut terasa sakit. Saksi-saksi akan diperiksa.

Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Sakit Kepala di Siang Hari Saat Puasa Ramadan

Pelaku bisa dikenakan pasa 351 tentang penganiayaan.

Kini pelaju JT diamankan polisi, Jumat (16/4/2021) malam.

Pantauan Tribunsumsel, JT yang dijemput dari Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), telah tiba di Polrestabes Palembang.

Setibanya di Polrestabes, JT langsung dibawa turun dari mobil menuju Unit Pidana Khusus (Pidsus).

Dalam perjalanan menuju Pidsus, JT menggunakan topi putih dan menggunakan baju kaos warna biru dongker.

Ditanyai wartawan, JT hanya menundukan kepala tanpa menjawab sepatah katapun.

Baca Juga: Ikuti Tip Ini Untuk Membuat Makanan Cepat Saji Jadi Lebih Sehat

Kasat Reskrim Polrestabes Palembang Kompol Tri Wahyudi membenarkan penangkapan tersebut.

"Nanti ya sabar kita masih di perjalanan menuju Polrestabes Palembang," ujarnya singkat, Jumat (16/4/2021).

Mengenai hal kasus ini, melansir Tribunnews.com, Direktur RS Siloam Sriwijaya Palembang, dr Bona Fernando mengungkapkan kondisi perawat CSR (27) korban penganiayaan saat ini masih dalam berada dalam perawatan pihaknya.

Dr Bona mengungkapkan bahwa saat ini kondisi korban sedang mengalami trauma yang cukup hebat.

Tapi tadi siang saya sudah bicara dengan perawat paling tidak dia sudah baikan dari kemarin.

"Saat ini perawat (CSR) tengah kami rawat untuk menyembuhkan bukan hanya fisik tapi juga psikisnya. Karena memang beliau (korban,red) mengalami trauma yang cukup hebat.

Baca Juga: Menu Buka Puasa Favorit Sejuta Umat Ini Ternyata Membahayakan Kesehatan Bagi yang Berpuasa

Untuk menyembuhkan psikis dari perawat tersebut, ia mengatakan pihaknya telah memiliki tim psikolog yang telah diturunkan untuk membantu korban.

Termasuk dari sesama profesi, termasuk Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) baik dari kota, provinsi maupun pusat yang telah memberikan dukungan," tegas dia.

Bona mengatakan semua permasalahan ini diserahkan kepada pihak kepolisian dan ia meminta agar dapat ditindak secara tegas.(*)

#berantasstunting

#HadapiCorona

#BijakGGL