Find Us On Social Media :

Sudah Disuntik Vaksin 2 Kali Istri Ridwan Kamil Justru Positif Covid-19, Ternyata Ini yang Terjadi Padanya

Atalia Praratya Kamil dinyatakan positif Covid-19 meski sudah disuntik vaksin dua kali.

GridHEALTH.id - Kabar mengenai Atalia Praratya yang terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19) cukup mengejutkan publik belakangan ini.

Bagaimana tidak, istri Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil itu diketahui positif Covid-19 meski sudah disuntik vaksin dosis kedua.

Baca Juga: Meski Telah Disuntik Lengkap Vaksin Covid-19, Istri Ridwan Kamil Gubernur Jawa Barat Positif Covid-19

Alhasil kejadian ini pun membuat tak sedikit masyarakat yang mempertanyakan kembali soal keampuhan vaksin Covid-19 yang ada dalam menangkal infeksi virus corona.

Menanggapi hal tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjelaskan kenapa seseorang masih bisa terinfeksi Covid-19 meski sudah disuntik vaksin dosis kedua.

Dilansir dari Kompas.com (18/4/2021), Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi mengatakan, masyarakat perlu memahami bahwa vaksin tidak mencegah terjadinya penularan Covid-19.

"Yang mencegah penularan itu 3M, termasuk menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas. Karena tertular itu kan virus masuk ke dalam tubuh kita, dan benteng kita itu 3M," kata Nadia.

Baca Juga: Inilah Efek Samping Vaksinasi Covid-19 Jika Dilakukan Saat Puasa Ramadan

Artinya setiap orang yang sudah divaksin Covid-19 masih memiliki peluang untuk tertular virus corona jika tidak menerapkan protokol kesehatan dengan baik.

Perlu diketahui jika penyutikan vaksin Covid-19 yang dilakukan adalah untuk mengurangi potensi seseorang untuk bergejala atau jatuh sakit dengan kondisi parah ketika tertular virus corona.

"Perlindungannya tetap tidak 100 %. Tapi dia (vaksin) sudah menurunkan risiko kita jadi sakit itu 65-95 %," terang Nadia.

Baca Juga: Ridwan Kamil; Mahasiswa, Ucapkan Terimakasih dan Doa Untuk Ibu Hj Nunuk Nuraini, Pahlawan Anak Kos

Dijelaskan jika seseorang sudah menerima vaksin tetapi tidak menerapkan perilaku 3M, maka besar kemungkinan orang tersebut masih bisa tertular Covid-19.

Hal ini juga berlaku pada seseorang yang telah divaksin dan patuh protokol kesehatan.

Nadia menjelaskan, itu bisa terjadi sebab saat ini masih dalam situasi pandemi.

"Kalau pandemi itu kan berarti konsentrasi virus di sekitar kita itu sangat tinggi," kata Nadia.

Baca Juga: Ridwan Kamil Bicara Soal 25 Relawan Uji Klinis Vaksin yang Positif Covid-19: 'Mungkin Tidak Disuntik Vaksin, Tapi Plasebo'

Sebagai gambaran situasi pandemi dan kondisi saat tidak lagi pandemi, Nadia mencontohkan saat terjadinya musim demam berdarah.

"Kenapa pada saat musim demam berdarah, orang lebih gampang kan kena demam berdarah. Nah, karena virusnya banyak pada saat itu. Karena nyamuk yang membawa virus pada saat perubahan dari musim panas ke musim hujan, atau musim hujan, itu banyak (populasinya)," kata Nadia.

"Sehingga orang gampang sakit demam berdarah. Makanya muncul kejadian luar biasa (KLB) peningkatan kasus demam berdarah. Karena pada saat itu virusnya banyak, nyamuk pembawanya juga banyak," kata Nadia melanjutkan.

Baca Juga: Kesaksian Ridwan Kamil Usai 2 Kali Disuntik Vaksin Covid-19: 'Semua Sehat Segar Bugar Walafiat'

Namun, pada lain waktu, misalnya di musim kemarau, kasus-kasus demam berdarah jarang dijumpai.

"Mengapa demikian? Karena virusnya enggak banyak, nyamuknya juga enggak banyak," jelas Nadia.

Dia mengatakan, analogi penyakit demam berdarah yang dia sampaikan itu dapat digunakan untuk memahami perbedaan situasi pandemi dengan situasi tidak pandemi.

"Nah, ini sama. Kalau pandemi, kan berarti memang kondisi virus penyebab Covid-19 nya banyak, cuma dia enggak pakai nyamuk," kata Nadia.

Baca Juga: Empat Minggu Berturut-turut Zona Merah, Ridwan Kamil Umumkan Siaga 1 Untuk Depok dan Karawang

Dengan situasi pandemi seperti saat ini, risiko tertular virus corona masih sangat besar, sehingga protokol pencegahan 3M harus selalu diterapkan.

"Kalau pun kita sudah 3M, kan 3M itu enggak 100 % bisa melindungi, makanya tambah vaksin. Begitu dia (virus) masuk, langsung dilawan," kata Nadia.

Perlu diingat bahwa virus coronaini  sangat mudah menginfeksi siapa saja dan dimana saja.

Baca Juga: Penyandang Alergi Perlu Tahu Tentang Efek Samping Vaksin Covid-19

Disebutkan laman who.int (9/7/2020) berjudul "Coronavirus disease (COVID-19): How is it transmitted?", bahwa virus corona ditularkan melalui kontak langsung dengan tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi, baik yang dihasilkan melalui batuk maupun bersin.

Seseorang juga dapat terinfeksi dari dan menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh wajah mereka misalnya mata, hidung, mulut.

Karenanya menjalankan protokol kesehatan seperti 3M (Memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak) tidak boleh terabaikan meski sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua.(*)

Baca Juga: Bekerja Tanpa Hiruk Pikuk, Kepala BPOM Apresiasi Uji Klinis Fase Ketiga Vaksin Longcom Anhui Asal Bandung

 #berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL