Susunan materi genetik virus pada infeksi kedua, tentunya berbeda dengan sebelumnya.
Sehingga mereka yang mengalami reinfeksi perlu diambil sampel virusnya.
Karena susunan materi genetiknya dapat dilihat melalui analisis pengurutan genom (whole genome sequencing) dari virus tersebut.Perlu diketahui, uji genome sequencing di Indonesia saat ini masih tergolong terbatas, sehingga penyebab reinfeksi ini pun masih belum diketahui."Kedua, sebetulnya secara definisi, dia harus diperiksa, (karena) termasuk ada genome sequencing di situ. Itulah sebabnya kasus atau kaitan dengan infeksi ini masih banyak yang belum kita ketahui ya," tegas Dicky.
Mengutip dari Kompas.com, Dicky mengatakan, potensi reinfeksi untuk penyintas kurang lebih 10 persen pada sampel usia 18 hingga 20 tahun dengan stamina bagus.
Namun, secara kondisi umum, prediksi peluang terinfeksi lagi bisa lebih besar dipengaruhi oleh program 3 T maupun 5 M di wilayah setempat.
“Bisa lebih tinggi dari 10 persen,” ujarnya. Lebih lanjut, dirinya mengingatkan anak muda yang pernah menjadi penyintas tetap bisa terinfeksi.
Sehingga ia mengimbau bahwa sebetulnya vaksin penting untuk semua golongan termasuk yang sudah pernah terinfeksi atau penyintas salah satunya untuk mencegah terjadinya reinfeksi.
Ia mengatakan, ke depan potensi Covid-19 menjadi endemik sangat besar. Jika diprediksi kemungkinan seseorang dua atau tiga tahun sekali bisa terinfeksi Covid-19 dengan varian baru.
“Karena itu vaksinasi penting dan harus dimodifikasi. Karna secara umum potensi masyarakat umum terinfeksi semakin meningkat dengan adanya banyak varian yang bisa ada mutasi di dalamnya yang bisa menurunkan efikasi,” jelas dia.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL