GridHEALTH.id – Seorang pemuda bernama Trio Fauqi Firdaus (22) dikabarkan meninggal dunia setelah mandapat dosis vaksin AstraZeneca batch CTMAV547.
Karenanya pemerintah Indoensia memutusakan memberhentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca batch CTMAV547.
Hingga saat ini belum bisa ditarik kesimpulan apakah meninggalnya Trio Fauqi Firdaus dikarenakan ada hal yang salah pada dosis vaksin yang diberikan, ataukah faktor lain.
Penyelidikan lebih lanjut masih terus berjalan guna memastikan penyebab sebenarnya Trio Fauqi Firdaus wafat usai mendapat vaksin AstraZeneca batch CTMAV547.
Sementara itu, pemerintah melalui juru bicara vaksinasi covid-19 Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmidzi, memberikan himbauan pada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh hoax yang beredar tanpa ada sumber yang jelas.
Baca Juga: Penyakit Infeksi Kelamin Vaginitis, Akibat Bahan Kimia Hingga Perilaku Seks
Nadia juga meminta kepada masyarakt untuk mencari informasi seputar pekembangan vaksinasi covid-19 di Indonesia melalu sumber yang terpercaya.
Terutama, informasi tentang keamanan vaksin covid-19 yang harus dijelaskan secara jelas dan terbuka kepada masyarakat, untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat akan proses vaksinasi yang harus dijalani.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ada 5 hal mendasar yang harus diketahui berkenaan dengan keamanan vaksin.
- Sebelum diujikan pada manusia
Sebelum dapat diujikan terhadap manusia, vaksin harus dianalisa menggunakan stimulasi komputer untuk melihat bagaimana vaksin dapat bekerja di dalam tubuh.
Baca Juga: Bos WHO Ramalkan, Pandemi Covid-19 'Lebih Mematikan' Tahun Ini
Setelah itu, vaksin dapat diujicobakan terhadap hewan yang ada di laboratorium.
Jika hasilnya lolos, maka vaksin kemudian baru diproses untuk dapat diujcobakan pada manusia.
- Pengujian kepada manusia
Untuk dapat diproses dalam uji coba pada manusia, vaksin harus melalui persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), di Indonsia.
Pengujannya pun harus dibagi menjadi 3 tahap
Tahap 1 yang dilakukan pada sekelompok kecil orang yang diberi vaksin untuk menganalisa jumlah dosis dan efek samping secara umum.
Tahap 2 yang dilakukan pada ratusan orang dengan faktor berbeda (usia dan kondisi kesehata) untuk menganalisa lebih lanjut tentang jumlah dosis dan efek samping.
Baca Juga: Penanganan Covid-19 di Faskes Daerah, Tompi; Cukup Ibu Saya Korbannya
Tahap 3 yang dilakukan pada ribuan orang untuk menganalisa apakah vaksin aman dan efektif dalam melawan virus.
- Vaksin disetujui
Setelah 3 tahap uji coba pada manusia selesai, Badan Pengawas Obat dan Makanan akan meminta data dari pengujian yang dilakukan produsen vaksin untuk menganalisa faktor keamanan, potensi dan kemurnian vaksin.
Setelah lolos dan disetujui Badan Pengawas Makanan dan Obat akan memantau dan mengawasi dengan ketat aktivitas produksi vaksin sebelum dapat digunakan.
- Pemantaun setelah dipasarkan
Pemantauan akan terus dilakukan selama vaksin telah disebarluaskan.
Efektivitas dan efek samping vaksin yang benar-benar akurat baru akan terlihat jika sudah diberikan kepada jutaan orang.
Jika ditemui masalah efek samping dengan vaksin tersebut, maka pejabat kesehatan berhak menentukan apakah rekomendasi penggunaan vaksin harus diubah.
Baca Juga: Strain B.1.617 dari India Jadi Varian Perhatian di Tingkat Global, WHO
- Jaminan keamanan
Jika dalam tahapan-tahapan tadi tidak ditemukan masalah pada vaksin, maka Badan Pengawas Makanan dan Kesehatan dapat menjamin keamanan vaksin.
Dengan lebih mengetahui apa saja yang harus diperhatikan dalam hal keamanan vaksin, diharapkan masyarakat bisa menjadi lebih teredukasi dan tidak mudah termakan hoax yang dapat merugikan.(*)
Baca Juga: Artis Muda Indonesia yang Rayakan Idul Fitri 1442H di Tempat Karantina RSD Wisma Atlet
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL