Find Us On Social Media :

Vaksin Covid-19 Sudah ada, Vaksinasi Sudah Dijalankan, Tapi 2021 Tahun Tersulit Masa Pandemi Covid-19

Peringatan Ahli Epidemiologi tentang masa sulit pandemi Covid-19 di 2021.

GridHEALTH.id - Salah satu yang palinh dinantikan saat  pandemi Covid-19 muncul adalah vaksin.

Kini tidak lebih dari satu tahun ilmuan dan produsen farmasi sudah menemukan vaksin Covid-19.

Padahal biasanya untuk melakukan riset, uji lab, hingga klinis, dan sampai disahkan digunakan secara masal pada manusia, untuk satu vaksin membutuhkan waktu tidak satu dua tahun, bisa puluhan tahun.

Vaksinasi Covid-19 pun kini telah diljalankan diberbagai negara.

Indonesia pun sudah menjalankannya. Malah pada Juni 2021 besok akan mempercepat program vaksinasi Covid-19 tahap tiga.

Dengan program vaksinasi masal ini diharapkan akan segera menyudahi pandemi Covid-19.

Tapi, secara keilmuan epidemiolog, ternyata tidak semudah itu untuk bisa terbebas dari pandemi Covid-19.

Baca Juga: 5 Cara Mengurangi Asupan Garam Untuk Hindari Tekanan Darah Tinggi

Malah berdasarkan analisis epidemiolog, justru di 2021 ini adalah masa tersulit manusia di masa pandemi Covid-19.

Kenapa? Karena ada potensi kasus penyebaran covid-19 dapat meledak di Indonesia.

Hal ini sudah terbukti dan terjadi di India, sebagai negara produsen vaksin Covid-19.

Sedihnya lagi virus corona asal India yang berbeda dari virus corona China, Inggris, pun sudah masuk ke Indonesia.

Asal tahu saja, India Kini menjadi negara dengan jumlah sebaran kasus dan kematian akibat Covid-19 tertinggi kedua di dunia.

Baca Juga: 5 Cara Menggunakan Madu Untuk Membantu Meredakan Radang Tenggorokan

Setiap hari India melaporkan terjadi 250.000 infeksi penyebaran kasus dengan angka kematian mencapai 4.000 orang.

Diberitakan saat ini kondisi kesehatan di India semakin mengkhawatirkan menyusul merebaknya wabah "jamur hitam" yang turut menyerang masyarakat.

Baca Juga: Jangan Pilih-pilih Merek Vaksin, Juni dan Juli Mulai Gunakan Novavax dan Pfizer

Setidaknya 60 persen masyarakat yang dirawat akibat mutasi virus Covid-19 di negara itu satu matanya mesti diangkat untuk karena imbas dari terinfeksi wabah jamur hitam.

Kondisi itu disebabkan oleh jamur yang dikenal sebagai mucormycosis yang menyerang manusia dengan sistem kekebalan yang lemah.

Saat jamur itu terhirup, mereka dapat menyerang paru-paru dan sinus sebelum menyebar ke wajah dan otak.

Karenanya menurut analaisis Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman, ada potensi kasus penyebaran covid-19 dapat meledak di Indonesia. Penyebabnya;

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Tahap 3 Dipercepat Pemerintah, Masyarakat Jangan Pilih-pilih Merek Vaksin

Pertama,  tingkat positivity rate rata-rata berada di atas 10 persen selama 1,5 tahun pandemi Covid-19 berlangsung.

Kedua, kondisi penyebaran virus corona di Indonesia yang berada di tahap community transmision, sesuai dengan status yang ditetapkan WHO sejak April 2020.

Baca Juga: Ditemukan, Jenis Virus yang Dapat Mengobati Kanker Otak Pada Anak

"Itu level yang menunjukan bahwa negara kita ini tidak bisa mendeteksi sebagian besar kasus infeksi dan tidak bisa menemukan sebagian besar klaster dan menyelesaikan itu. Hal itu akan menjadi bom waktu yang siap meledak," terangnya.

Kini menurut data, Indonesia menjadi negara yang angka kasus Covid-19 masih terus naik.

Karenanya Dicky berharap selain konsisten mengupayakan testing, tracing, treatment (3T), serta isolasi, dan karantina, pemerintah bisa menjadi contoh untuk masyarakat dan menerapkan strategi komunikasi resiko yang tepat.

"Pemerintah harus berkomitmen tinggi melakukan penguatan di respon 3T, isolasi dan karantina. Disertai dengan strategi komunikasi resiko yang efektif, leadership yang kuat, role model empati yang kuat dari setiap tokoh masyarakat, hingga pejabat publik di daerah maupun sampai ke pusat," jelas Dicky pada Kompas.com, Minggu (23/5/2021).

Baca Juga: Ditemukan, Jenis Virus yang Dapat Mengobati Kanker Otak Pada Anak

Selain itu, Dicky juga berharap agar masyarakat tidak lelah menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari.

Dicky melanjutkan, meski masyarakat sudah lelah dan jengah namun hal itu harus terus dilakukan karena virus corona masih terus melakukan penularan.

Baca Juga: 5 Ciri Uniq Hamil Anak Perempuan, Ternyata Hanya Mitos Belaka?

"Dari sisi masyarakat tentu harus terus menerapkan 5M-nya, jadi meskipun kita lelah, meski kita sudah bosan Covid-19, tapi virus ini tidak lelah.

Apa yang terjadi di India mesti jadi pembelajaran kita tidak boleh meremehkan pandemi ini," ungkapnya.(*)

Baca Juga: 5 Ciri Uniq Hamil Anak Perempuan, Ternyata Hanya Mitos Belaka?

#berantasstunting

#HadapiCorona

#BijakGGL

 

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspada Ledakan Kasus Penularan Covid-19, Epidemiolog: Meski Kita Bosan, Virus Ini Tidak"