GridHEALTH.id – Vaksinasi covid-19 saat ini tengah gencar dilakukan oleh berbagai negara di penjuru dunia.
Tapi hingga saat ini baru orang dewasa dan lansia yang bisa divaksin Covid-19. Anak-anak belum.
Alasannya, vaksin Covid-19 untuk anak-anak hingga saat ini belum ada. Masih dalam penelitian.
Pertanyaanya mengapa vaksin Covid-19 untuyk anak pembutannya jauh lebih lama?
Selagi orang dewasa yang sedang menunggu giliran untuk diberi vaksin, kelompok usia-usia anak-anak hingga saat ini masih harus menunggu untuk dibuatkan vaksin.
Lantas apakah yang menyebabkan pembuatan vaksin pada anak-anak memakan waktu yang lebih lama dibandingkan orang dewasa?
Sistem kekebalan tubuh pada anak berbeda dengan orang dewasa
Spesialis penyakit menular anak Frank Esper, MD, menjeaskan ada beberapa alasan mengapa proses pembuatan vaksin Covid-19 pada anak memakan waktu yang lebih lama dibandingkan pada orang dewasa dan lansia.
Untuk diketahui, sistem kekebalan tubuh pada anak, berbeda dengan orang dewasa, masih berada dalam proses berkembang.
Sistem kekebalan tubuh juga sangat bervariasi tingkatannya tergantung pada rentang usia anak.
Baca Juga: 20 Lansia di Semarang Meninggal Usai Divaksin Covid-19, Setelah Mendapat Vaksin Terinfeksi
Anak pada usia belasan tahun memiliki sistem kekebalan tubuh yang jauh berbeda dari anak balita.
Beberapa anak ada yang menjadi kebal setelah satu kali penyuntikan vaksin, tapi pada anak lain ternyata dibutuhkan dua kali penyuntikan vaksin.
Oleh karenanya, perlu dilakukan banyak penelitian lebih lanjut demi dapat mengevaluasi faktor apa saja yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan vaksin virus covid-19 bagi mereka.
Hal itu berlaku juga bagi vaksin flu biasa.
Untuk diketahui, pengelompokan usia pada orang dewasa hanya dibagi menjadi usia 18 – 65 tahun dan 65 tahun ke atas, pada anak-anak berbeda.
Karena pada anak sistem kekebalan tubuh masih berkembang, sulit untuk menentukan takaran yang pasti pada kelompok usia tertentu dan apakah dosis vaksin yang sama akan bekerja secara efektif pada masing-masing anak.
Untuk itu penyusunan vaksin pada anak memang memerlukan perhitungan yang lebih teliti.
Baca Juga: Meski Sudah Mendapatkan Vaksin Covid-19 Lengkap Masih Bisa Positif, Dialami Terry Putri
Apakah anak-anak tetap perlu divaksin Covid-19?
Dalam kasus infeksi virus covid-19, anak-anak tidak bisa dikatakan kebal dari infeksi virus.
Walau memang anak-anak memiliki risiko lebih kecil untuk terkena komplikasi penyakit serius yang dapat disebabkan oleh infeksi virus covid-19.
Tapi ini bukan berarti anak yang terinfeksi virus covid-19 bukanlah menjadi masalah yang harus diperhatikan, seperti halnya penanganan kasus pada orang dewasa.
Terlebih, anak yang terinfeksi virus covid-19 akan sangat berpotensi menularkan virus ini kepada orang dewasa di sekitarnya.
Jika penanganan covid-19 tidak dilakukan sampai tuntas termasuk pada anak-anak, maka yang terjadi adalah terus berlarut-larutnya pandemi yang disebabkan oleh virus covid-19 ini.
Maka dari itu, sampai sekarang peniliti masih melakuan uji coba kepada jenis vaksin yang dikembangkan khusus untuk anak-anak.
Beberapa vaksin yang tengah dalam proses pengembangan dan akan segera diuji coba di antaranya vaksin Moderna (bagi anak usia 6 bulan sampai 12 tahun), vaksin Pfizer (bagi anak usia 12 tahun ke atas) dan vaksin Johnson & Johnson (bagi remaja usia 12 sampai 17 tahun dan anak yang baru lahir sampai usia di bawah 17 tahun).
Jadi sembari menunggu proses pengembangan vaksin pada anak-anak selesai dan siap untuk dibagikan kepada anak-anak di seluruh dunia, orang tua diharapkan dapat dengan baik memberi pengarahan kepada anak untuk menjaga protokol kesehatan covid-19 dengan sebaik mungkin.(*)