Sebelas relawan Vaksin Nusantara tersebut berasal dari Surabaya.
Pendiri Profesor Nidom Foundation (PNF) Chairul Anwar Nidom sekaligus pakar biologi molekuler menyebutkan, efek samping dari Vaksin Nusantara tersebut konon lebih baik dari vaksin Covid-19 lainnya.
"Data minggu pertama menunjukkan hasil yang lebih baik dari vaksin konvensional. Kalau di vaksin konvensional dalam 15 hari masih belum muncul antibodinya sehingga dibutuhkan dua kali penyuntikan. Berbeda dengan Vaksin Nusantara dalam 15 hari sudah muncul antibodi dan punya daya protektif terhadap virus alam," ujarnya, Sabtu (29/5/2021) lalu.
Nidom juga menyatakan bahwa Vaksin Nusantara tidak menimbulkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) seperti demam, gatal-gatal, bengkak, ngantuk, sampai pingsan seperti vaksin konvensional.
Sementara itu, Tim Uji Klinis menargetkan Vaksin Nusantara akan diproduksi secara massal mulai Juni 2021 dengan harga ramah dikantong.