GridHEALTH.id - Untuk mengendalikan pandemi Covid-19, termasuk penularannya, lebaran lalu pemerintah dengan tegas melarang maysarakat Indonesia untuk mudik.
Karenanya perjalanan keluar kota saat musim libur lebaran dibatasi, syarat bisa keluar kota pun diperketat.
Baca Juga: 3 Jus Buah Alami Ini Cepat Turunkan Tekanan Darah Tinggi, Apalagi Jika Rutin Meminumnya
Tapi apa mau dikata, tidak sedikit masyarakat yang dengan bangga dan percaya diri tetap ngotot untuk mudik.
Malah, seperti diketahui di sosial media, mereka yang sukses mengelabui dan menerobos putugas dianggap sebagai pahlawan pulang kampung.
Padahal jelas, apa yang mereka lakukan bukan tindakan terpuji, bahkan berbahaya bagi dirinya juga oranglain.
Sebab semakin banyak orang berpergian dimasa pandemi Covid-19 secera bersamaan, penularan infeksi Covid-19 bisa semakin tidak terkendali.
Hal ini sudah terjadi di Kudus.
Berdasarkan data dari BPBD Kudus, jumlah pemakaman jenazah dengan prokes Covid-19 dalam satu hari bisa mencapai angka puluhan.
"Kemarin 32 jenazah dimakamkan dalam sehari dari beberapa rumah sakit."
"28 jenazah kami tangani dan sisanya ditangani dari pihak NU dan Muhammadiyah."
"Jumlah pemakaman prokes ini paling tinggi pasca-Lebaran," kata Kepala Pelaksana BPBD Kudus Budi Waluyo saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Rabu (2/6/2021).
Dijelaskan Budi, intensitas pemakaman jenazah dengan prokes Covid-19 diketahui mulai meningkat sejak 18 Mei 2021 atau beberapa hari usai lebaran.
"Biasanya satu dan maksimal dua jenazah, namun sejak tanggal 18 mulai 4 jenazah dan berturut turut hingga empat hari," ungkap Budi.
Baca Juga: Berhasil Pertahankan Rumah Tangga dengan Pablo Benua, Rey Utami Keguguran
Menurut Budi, pemakaman jenazah dengan prokes Covid-19 lebih dari satu tidak bisa langsung ditangani serentak akibat keterbatasan jumlah petugas pemakaman BPBD Kudus.
Terlebih lagi dengan melonjaknya jumlah kematian yang memicu "waiting list" atau antrean pemakaman setiap jenazah.
"Jadi waiting list, karena setiap pemakaman jenazah dengan prokes Covid-19 butuh waktu satu jam. Sedangkan tim pemakaman jumlahnya 20 orang yang dibagi shift pagi dan malam."
"Setiap tim berjumlah 10 orang menangani satu pemakaman jenazah Covid-19," jelas Budi.
Baca Juga: Cara Mencegah Resistensi Insulin, Pemicu Terjadinya Diabetes Tipe 2
Untuk mengantisipasi hal tersebut, BPBD Kabupaten Kudus berencana menambah jumlah petugas pemakaman Covid-19.
Selain itu, tim BPBD Kudus juga akan menggagas pembentukan relawan pemakaman jenazah Covid-19 di tingkat desa.
"Tentunya untuk efesien waktu atau mempersingkat sekaligus mempermudah pemakaman jenazah Covid-19."
"Dari yang semula satu jam bisa lebih singkat menjadi hitungan menit," jelas Budi.
Tidak hanya angka kematian yang meninggi akibat lonjakan kasus di Kudus. Tercatat ada sebanyak 189 tenaga kesehatan atau nakes di Kabupaten Kudus yang terkena virus Corona.
Bahkan ada seorang nakes di RSUD Kudus yang meninggal dunia terkena COVID-19.
"Ini (angka kematian) yang tinggi sampai tadi malam ada 12 yang meninggal dunia, salah satunya tenaga nakes kita. Tenaga ahli gizi yang ada di RSUD Kudus, sudah mengabdi selama tujuh tahun," kata Bupati Kudus, HM Hartopo kepada wartawan saat ditemui di sela-sela meninjau tempat isolasi mandiri, Rabu (2/6), dilansir dari Detik.com (3/6).
"Posisi ada gejala, ada gejala sedang. Iya itu nambah jadi 189 nakes, ini meninggal satu menjadi 188 nakes terkonfirmasi positif COVID-19," sambung Hartopo.
Baca Juga: Geger Infeksi Jamur Hitam di India, Menkes Budi Gunadi Ungkap Kasusnya di Indonesia
Hartopo mengatakan banyaknya nakes yang terkena Corona berdampak pada kekurangan SDM. Dia mengaku membutuhkan 400 perawat dan 60 dokter spesialis untuk menangani lonjakan Corona di Kudus.
Secara nasional, berdasarkan data yang dihimpun pemerintah, terdapat 5.246 kasus baru Covid-19 sama Selasa (1/6/2021) pukul 12.00 WIB hingga Rabu (2/6/2021) pukul 12.00 WIB.
Penambahan itu menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia kini mencapai 1.831.773 orang, terhitung sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020.(*)
Baca Juga: 7 Tips Dari Psikolog Cara Mendiskusikan Masalah Menstruasi Dengan Anak