Kolesterol adalah bahan baku dari mana kita dapat memproduksi vitamin D saat terkena sinar matahari, sebuah adaptasi yang tentunya telah membantu kita bertahan selama 2,6 juta tahun terakhir.
Vitamin D, yang jauh lebih bermanfaat bagi kita daripada sekadar membangun tulang yang kuat, telah terbukti mengaktifkan lebih dari 900 gen individu, yang sebagian besar dapat ditemukan di otak.
Gen-gen ini mengkode aktivitas-aktivitas yang menopang kehidupan seperti mengurangi peradangan, meningkatkan pemanfaatan energi, menetralkan virus dan bakteri, dan membantu tubuh membersihkan diri dari sel-sel kanker yang mematikan.
Kolesterol, dengan sendirinya, berfungsi sebagai antioksidan otak, melindungi neuron halus kita, membran lemaknya, protein penyusunnya, dan bahkan DNA mereka dari efek merusak radikal bebas.
Kolesterol memainkan peran sentral dalam kesehatan otak. Ketika otak kekurangan kolesterol, salah satu komponen struktural dan fungsional yang paling mendasar, ia menciptakan lahan subur bagi beberapa penyakit kita yang paling ditakuti dan merusak, seperti penyakit Alzheimer, depresi, dan bahkan risiko bunuh diri.
Ini bisa menjelaskan mengapa data dari Framingham Heart Study, studi yang sama yang pertama kali menggugat statin, sekarang mengungkapkan hubungan yang jelas dan menarik antara kadar kolesterol rendah dan penurunan fungsi otak (di bidang-bidang seperti kemampuan belajar, memori, perhatian dan konsentrasi, dan penalaran abstrak).
Baca Juga: Diabetes Pada Anak, Kenali 5 Penyebab Umum yang Sering Muncul
Baca Juga: Studi : Glukosamin Tidak Membantu Pengobatan Osteoarthritis
Laporan lain sekarang menunjukkan korelasi langsung antara kolesterol rendah dan peningkatan risiko depresi dan bahkan bunuh diri.