GridHEALTH.id - Pemakaian AC di dalam ruangan sempat dinyatakan pakar dari National University Singapore (NUS) sebagai penyebab virus corona (Covid-19) di Singapura semakin meluas.
Menurut tulisan Dr. Jyoti Somani dan Profesor Paul Tambyah suhu dingin cukup mempengaruhi terhadap virus yang menyerang sistem pernapasan.
Keduanya menyimpulkan bahwa suhu yang menghangat pada bulan Mei tahun 2020 lalu sempat membuat pandemi di Tiongkok mereda.
Hal tersebut senada dengan apa yang dikatakan oleh Kepala Peneliti Kesehatan dari Kementerian Kesehatan Singapura, Profesor Tan Chorh Chuan.
Dilansir dari The Strait Times (10/2/2020), Tan sempat mengimbau warga Singapura untuk mematikan penyejuk ruangan berupa AC dan membuka jendela mereka untuk mencegah Covid-19.
Hal ini dikarenakan untuk mengurangi risiko penularan dan mendapatkan udara segar dari luar ruangan.
Tak hanya itu, Tan juga merekomendasikan penggunaan kipas angin ketimbang AC jika kita merasakan hawa yang terlalu panas.
"Kemungkinan persistensi (ketahanan) virus di luar ruangan lebih rendah," ujarnya.
"Kebanyakan studi mengindikasikan bahwa mereka lemah di lingkungan yang panas dan lembab. Panas dan lembab maksudnya sekitar 30 derajat celcius dengan kelembaban 80 %," imbuhnya.
Baca Juga: Masuk Negara A1 High Risk Covid-19, WHO Minta Indonesia Lockdown, Benarkah?