"Anda pasti mendapat dorongan ekstra untuk sistem kekebalan Anda jika Anda mendapat vaksin RNA dari Pfizer untuk dosis kedua daripada vaksin AstraZeneca," kata Matthew Snape, kepala peneliti pada uji coba Com-Cov dan profesor di pediatri dan vaksinologi di Oxford.
Saat ini, para pejabat Inggris sedang mempertimbangkan apakah akan menawarkan dua dosis vaksin yang berbeda berdasarkan temuan Com-Cov.
Dimana nantinya dosis pertama akan disuntikkan vaksin Oxford/AstraZeneca dan diperkuat dengan Pfizer.
"Berdasarkan apa yang kami lihat di sini, beralih ke vaksin RNA dapat memiliki beberapa manfaat dalam hal antibodi," kata Snape.
Uji coba Com-Cov dirancang untuk melihat kemungkinan mencampur vaksin Covid-19 apabila nantinya ada kekurangan pasokan.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Luhut BInsar Pandjaitan Pimpin Pengendalian Covid-19 di Jawa dan Bali
Uji coba ini dilakukan untuk melihat apakah campuran dua dosis vaksin berbeda akan memberikan perlindungan yang sama besarnya sebagaimana dua dosis vaksin sejenis.
Berdasarkan temuan di Lancet, para ilmuwan percaya bahwa kombinasi apa pun dari vaksin Pfizer dan AstraZeneca memberikan kekebalan yang lebih kuat daripada dua dosis vaksin AstraZeneca.
Artinya baik Inggris maupun negara di dunia perlu mencampur vaksin untuk meningkatkan perlindungan.
Respon imun diukur pada 463 orang, sebulan setelah mereka diberi kombinasi vaksin yang berbeda empat minggu.
Baca Juga: Sudah Diperbolehkan, 11 Anak Ini Tidak Boleh Mendapat Vaksin Covid-19