Selain itu, menurut Supriyono, pejabat di Nashrul Ummah, yang menjadi tempat karantina pasien Positif Covid-19, "Dulu pernah ada ustadz dari luar Kudus yang berkunjung ke masjid di sini."
"Jamaah sudah mengikuti protokol kesehatan, cuci tangan dan pakai masker. Dia suruh buka masker dan mereka lakukan," katanya.
“Mayoritas warga Kudus beragama Islam dan mereka cenderung lebih perhatian ketika ustadz yang memberi nasehat bagaimana menghadapi virus. Mereka lebih mendengarkan ustadz daripada polisi dan militer,” kata Supriyono.
Kini salah satu tantangannya adalah menghilangkan sikap anti-sains dari beberapa ulama, dan mendidik mereka tentang penanganan Covid-19 dan praktik pencegahan infeksi.
Baca Juga: Tanda Kesehatan Mental Anak daan Remaja Terganggu Akibat Pandemi Covid-19
Kini di Kudus semua elemen masyarakat saling bahu membahu menolong sesama.
Ulama, mahasiswa dan ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah telah muncul sebagai garis pertahanan kedua dalam pertempuran melawan virus corona.
Karena rumah sakit hampir penuh, banyak pasien Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala harus diisolasi di rumah.
Terkadang, seluruh keluarga harus dikarantina karena terpapar.
Baca Juga: Cara Mengatasi Efek Samping Vaksin Covid-19, Mudah dan Tidak Ada Alasan Takut Divaksin