Find Us On Social Media :

PCR Harusnya Untuk Orang Sakit, yang Sehat Ikut di Test Akan terlihat Banyak Orang Positif

PCR test jika dilakukan pada orang sehat, maka akan terlihat jumlah orang positif banyak.

GridHEALTH.id - Kasus Covid-19 di Indonesia saat ini bisa dibilang tengah menggila.

Karenanya saat ini di Indonesia tengah terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.

Menurut banyak pemberitaan, gegaranya bisa karena paska libur lebaran yang banyak dilanggar, juga karena varian baru dari India.

Pastinya saat ini banyak rumah sakit, khususnya rumah sakit pemerintah kewalahan menangani pasien Covid-19 yang membludak.

Sampai-sampai di Indonesia beberapa hari lalu terjadi krisis tabung oksigen medis di rumah sakit.

Berbicara mengenai melonjaknya kasus Covid-19, tidak bisa dipisahkan juga dengan test PCR.

Karena saat ini (paling banyak digunakan) hanya dengan PCR kita bisa mengetahui seseorang terinfeksi Covid-19 alias Positif Covid-19 atau tidak.

Baca Juga: Khasiat Sebenarnya Obat Actemra, Obat yang Direkomendasikan WHO Untuk Pasien Covid-19

Nah, berbicara mengenai PCR test, menurut mantan Menkes Siti Fadilah Supari, PCR test itu harusnya hanya untuk orang sakit, bukan untuk orang sehat.

Jadi saat seseorang sakit, untuk mengetahui terpapar Covid-19 atau tidak, dilakukanlah PCR test.

Tapi jika PCR test, papar Siti Fadilah Supari, dilakukan pada orang sehat yang sedang jalan-jalan, lalu di test PCR, misalanya, tidak tepat.

Kenapa? Karena jika pada orang sehat tersebut terdapat virus di hidung atau orofaringnya, oleh test PCR bisa terbaca positif.

Hal itulah yang menyebabkan terlihat banyak orang yang positif Covid-19.

Baca Juga: Artis Seksi Maria Vania Bertanya ke Dokter Boyke, Dirinya yang Kuat Begituan Hingga 3 Kali Dalam Sehari

Pemaparan Siti Fadilah Supari itu diucapkannya langsung pada Podcast di kalan Youtube Deddy Corbuzier (8/7/2021).

Saat itu Deddy Corbuzier pun bertanya pada Siti Fadilah Supari, "Apakah orang tersebut bisa menularkan virusnya?"

Dijawab oleh Situ Fadilah Supari secara sederhana, "Jika bukan virus utuh, tapi sisa-sia, ya tidak bisa menularkan ke orang lain."

Baca Juga: Selandia Baru Sukses Hadapi Covid-19 Meski Ada Varian Delta, Menurut Dubes RI Tantowi Yahya Kuncinya Hanya Ini

Nah, lanjut Siti Fadilah Supari, dalam kasus tersebut saat ini disebut OTG.

Lalu crew Deddy Corbuzier pun menampilkan pemberitaan dari salah satu media online yang berjudul Cek Fatka Klarifikasi WHO Atas Pernyataan OTG Covid-19 Tidak Menularkan ke Orang Lain.

Kesimpulan dari pemberitaan tersebut disebutkan, tingkat penularan pada OTG belum diketahui.

Menanggapi hal tersebut Siti Fadilah Supari mengatakan secara ilmu pengetahun OTG tidak menularkan. Tapi memang secara riset belum dibuktikan.

Mengenai hal ini Siti Fadilah Supari sebelumnya telah menyatakan ada juga OTG yang memang ada virusnya, hanya saja virusnya tidak bisa masuk ke dalam tubuh orang tersebut, disebakan imunitas atau daya tahan tubuhnya kuat.

Baca Juga: Polisi Tangkap Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie Karena Sabu, Ternyata Ini Ciri Khas Pengguna Narkoba

Jadi, menurut Siti Fadilah Supari OTG tidak bisa menularkan virusnya, jika virusnya itu bukan virus utuh alias sisa-sisa.

Karenanya ada yang harus kita catat baik-baik, kita tidak bisa membedakan jika dalam kondisi inkubasi.

Misal, seseorang mengalami demam, suhu tubuhnya panas pada tanggal 10. Artinya masa inkubasinya bisa sedari tanggal 7.

Baca Juga: PPKM Darurat dan Segala Upayanya Tidak Sukses, Anies Baswedan Tidak Segan Menjalankan Langkah Pahit Ini

Nah, kondisi ini virus pada orang tersebut bisa menular.

"Yang jadi masalah, kita tidak bisa membedakan mana kondisi inkubasi, mana kondisi OTG biasa," papar Siti Fadilah Supari.

Untuk bisa meyakinkan kita OTG biasa yang virusnya tidak menularkan ke oranglain, dengan mereka yang dalam masa inkubasi, "Tunggu saja hingga tiga hari. Jika tiga hari kedepan sehat, artinya OTG."(*)

Baca Juga: 6 Cara Alami Meningkatkan Kadar Oksigen Dalam Darah, Tak Perlu Buru-buru Pakai Tabung Oksigen