Find Us On Social Media :

Mucormycosis, Infeksi Jamur Hitam yang Dipenuhi Mitos, Ini Faktanya

Meski berbahaya, aneka mitos jamur hitam dampak dari Covid-19 perlu diluruskan.

Terlepas dari bahaya yang ditimbulkan, ada banyak kesalahpahaman muncul yang menyebabkan mitos tentang infeksi jamur. Berikut mitos dan faktanya;

Mitos 1: Terjadinya infeksi jamur hitam adalah penularan dari manusia ke manusia

Faktanya, infeksi tidak menular antar manusia tetapi menyebar melalui spora jamur yang sudah ada di lingkungan. Orang-orang bersentuhan dengan spora ini setiap hari.

Secara umum, sangat jarang terjadi pada individu yang sehat, tetapi faktor risiko tertentu seperti diabetes, kanker, sistem kekebalan yang terganggu, HIV dapat meningkatkan risiko terkena infeksi.

Mitos 2: Infeksi jamur hitam tidak dapat diobati

Infeksi jamur hitam dapat menyebabkan perubahan warna kulit di wajah, mata, rahang, dan hidung terjadi karena kematian jaringan normal.

Setelah infeksi, aliran darah terhenti di daerah yang terkena, mengakibatkan jaringan nekrotik atau mati dan, karenanya, lesi kehitaman.

Kita harus tahu bahwa infeksi ini dapat diobati dengan obat antijamur, amfoterisin B dan debridement bedah jika diperlukan.

Baca Juga: Orang dengan Sistem Kekebalan Tubuh Lemah Juga Perlu Divaksin Covid-19

Baca Juga: Kekurangan Protein Selama Kehamilan Berisiko Timbulkan Masalah Ginjal Pada Anak Kelak, Studi

Dokter mencoba untuk mengelola penyebab yang mendasarinya, termasuk mengendalikan kadar gula darah, mengurangi penggunaan steroid dan sebagainya untuk mengurangi keparahan infeksi.