Find Us On Social Media :

Mucormycosis, Infeksi Jamur Hitam yang Dipenuhi Mitos, Ini Faktanya

Meski berbahaya, aneka mitos jamur hitam dampak dari Covid-19 perlu diluruskan.

GridHEALTH.id - Infeksi jamur hitam (Mucormycosis) baru-baru ini diberitahukan sebagai penyakit di bawah Undang-Undang Penyakit Epidemi, 1897 di beberapa negara bagian di seluruh India, menyusul lonjakan jumlah kasus yang ekstrem.

Negara ini sejauh ini telah menyaksikan lebih dari 40.000 kasus tetapi yang menarik perhatian adalah bahwa lebih dari 85% orang yang didiagnosis dengan infeksi jamur hitam memiliki Covid-19.

Di Indonesia, telah beredar di media sosial, bahwa infeksi jamur hitam (Mucormycosis) setidaknya telah menginfeksi dua orang. Salah satu bahkan akan diangkat bola matanya..

Apa itu Mucormycosis? Sebelumnya disebut Zygomycosis, mucormycosis atau jamur hitam adalah infeksi jamur yang terjadi ketika manusia menghirup jamur yang disebut mucor yang sporanya sudah ada di tanah dan bahan organik, termasuk kotoran hewan, debu sayuran, daun, dan sebagainya.

Infeksi pada dasarnya menghasilkan penggelapan kulit di daerah yang terkena.

Spora ini lebih umum di musim panas dan monsun daripada di musim dingin. Kebanyakan orang bersentuhan dengan spora jamur mikroskopis setiap hari, jadi mungkin tidak mungkin untuk sepenuhnya menghindari paparan jamur.

Baca Juga: Mukormikosis, Infeksi Jamur yang Dipicu Oleh Covid-19, Bisa Sebabkan Kebutaan

Baca Juga: Disertai Komorbid Diabetes, Ibunda Amanda Manopo Meninggal Usai Terinfeksi Covid-19 yang Timbulkan Stroke

Peningkatan kasus infeksi jamur pada pasien Covid-19 yang parah telah dikaitkan dengan penggunaan steroid yang berlebihan (seperti deksametason), yang digunakan dalam pengobatan virus corona.

Steroid tersebut dapat membahayakan sistem kekebalan tubuh setelah penggunaan jangka panjang.

Ini juga telah dikaitkan dengan penggunaan ventilator pada pasien Covid-19 di ICU karena paparan saluran udara terhadap kelembaban dan kelembaban.

Gejala umum jamur hitam termasuk pembengkakan satu sisi wajah, hidung tersumbat, keluarnya darah dari hidung, nyeri dada, sakit kepala, dan sakit gigi.

Juga terdapat gejala  penglihatan kabur atau kehilangan penglihatan, nyeri dan peradangan pada mata, hidung, dan rahang.

Biasanya mempengaruhi sinus, paru-paru dan otak tetapi juga dapat mengancam jiwa pada penderita diabetes atau dengan sistem kekebalan yang terganggu, termasuk pasien kanker atau orang dengan AIDS/HIV.

Baca Juga: Khasiat Bawang Putih dan Madu, Ampuh Untuk Menurunkan Berat Badan

Baca Juga: Dokter Saraf Ungkap 8 Masalah Kesehatan yang Bisa Memicu Stroke

Beberapa faktor risiko lain mungkin juga termasuk limfoma, transplantasi organ, kelebihan zat besi, dan penggunaan steroid atau imunosupresan jangka panjang. Kondisi ini dapat didiagnosis dengan menggunakan CT scan, biopsi atau tes darah.

Terlepas dari bahaya yang ditimbulkan, ada banyak kesalahpahaman muncul yang menyebabkan mitos tentang infeksi jamur. Berikut mitos dan faktanya;

Mitos 1: Terjadinya infeksi jamur hitam adalah penularan dari manusia ke manusia

Faktanya, infeksi tidak menular antar manusia tetapi menyebar melalui spora jamur yang sudah ada di lingkungan. Orang-orang bersentuhan dengan spora ini setiap hari.

Secara umum, sangat jarang terjadi pada individu yang sehat, tetapi faktor risiko tertentu seperti diabetes, kanker, sistem kekebalan yang terganggu, HIV dapat meningkatkan risiko terkena infeksi.

Mitos 2: Infeksi jamur hitam tidak dapat diobati

Infeksi jamur hitam dapat menyebabkan perubahan warna kulit di wajah, mata, rahang, dan hidung terjadi karena kematian jaringan normal.

Setelah infeksi, aliran darah terhenti di daerah yang terkena, mengakibatkan jaringan nekrotik atau mati dan, karenanya, lesi kehitaman.

Kita harus tahu bahwa infeksi ini dapat diobati dengan obat antijamur, amfoterisin B dan debridement bedah jika diperlukan.

Baca Juga: Orang dengan Sistem Kekebalan Tubuh Lemah Juga Perlu Divaksin Covid-19

Baca Juga: Kekurangan Protein Selama Kehamilan Berisiko Timbulkan Masalah Ginjal Pada Anak Kelak, Studi

Dokter mencoba untuk mengelola penyebab yang mendasarinya, termasuk mengendalikan kadar gula darah, mengurangi penggunaan steroid dan sebagainya untuk mengurangi keparahan infeksi.

Selain itu, mengenakan masker di daerah berdebu, menghindari paparan tanah kebun atau kompos sayuran selama kegiatan di luar ruangan dalam kategori berisiko tinggi dapat bekerja dengan baik sebagai tindakan pencegahan.

Mitos 3: Sayuran mentah dan kulit bawang menularkan infeksi jamur

Sayuran mentah atau kulit bawang tidak menyebarkan atau menularkan infeksi jamur ini, dan tidak mengkonsumsi buah dan sayuran mentah menyebabkan kondisi tersebut.

Seseorang perlu menyadari kondisi yang ada dan juga sebaiknya menjaga kebersihan mulut dengan membersihkan tabung oksigen, mengganti air secara teratur atau membersihkan pelembab dalam kasus terapi oksigen terkait Covid-19 dan perawatan berbasis dukungan lainnya.

Baca Juga: Tidur Siang Secara Teratur Menjaga Otak Tetap Tajam, Fakta Atau Mitos?

Baca Juga: Dampak Stres Tidak Selalu Buruk, Malah Bisa Meningkatkan Sistem Imunitas Tubuh

Kesadaran umum dan sanitasi ditambah dengan pemahaman yang jelas tentang jamur hitam akan membantu kita dalam mendidik dan melindungi diri kita dari infeksi jamur dan mitos terkait. (*)

#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL