GridHEALTH.id - Pasien Covid-19 sering sekali kehilangan indera penciumannya atau dalam istilah medis disebut sebagai anosmia.
Dikutip dari laman mayoclinic.org (5/12/2019), ketika seseorang mengalami anosmia kualitas hidupnya akan terganggu.
Sebab akibat tidak bisa mencium bebauan dan merasakan makanan, anosmia dapat memicu rasa tidak nafsu makan, penurunan berat badan, malnutrisi, hingga depresi.
Pada banyak kasus, anosmia bersifat sementara. Meski demikian, ada juga anosmia yang terjadi dalam jangka panjang.
Sebagai langkah pemulihan, pasien Covid-19 harus mengetahui bahwa ternyata ada pantangan makanan yang sebaiknya dipatuhi oleh mereka agar cepat sembuh dari anosmia.
Hal itu seperti diungkap Pakar teknologi pangan dari Chlorophyll Scientific Consulting, Daisy Irawan di laman Kompas.com (25/7/2021).
Menurut Daisy, pasien Covid-19 yang mengalami anosmia penting untuk mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang agar cepat sembuh dari kondisinya.
"Artinya terdiri dari beraneka ragam makanan, tentunya dengan gizi yang cukup. Nasi sebaiknya jangan terlalu banyak, tapi sayuran dan buah ditambah,” ujarnya.
Namun ia juga mengingatkan agar pasien juga memperhatikan kualitas makanan yang diasup selama menjalani isolasi mandiri karena Covid-19.
Berikut 3 pantangan makanan yang sebaiknya dihindari pasien Covid-19 agar anosmia yang dialami cepat pulih:
1. Gorengan
Pasien yang mengalami anosmia sebaiknya menghindari gorengan, setidaknya sampai dinyatakan sembuh.
"Tekstur (gorengan) memicu tenggorokan gatal, nanti susah menelan. Jadi jangan gorengan," ujar lulusan Sarjana Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada itu.
Sebagai gantinya, coba pilihlah makanan favorit lain yang cenderung segar dan mudah dikunyah seperti buah-buahan.
Tidak perlu memaksa mengunyah makanan yang Anda tidak disukai.
2. Makanan tinggi garam
Anosmia membuat pasien Covid-19 kebingungan dengan respon indera pengecap. Lidah bak mengalami anomali.
Sebagian mengaku semua makanan terasa hambar, ada pula yang mengaku makanan menjadi rasa pahit yang berlebihan.
Untuk mengatasi hal ini, peraih gelar pascasarjana di Institut Pertanian Bogor itu menyarankan agar mengurangi konsumsi garam.
Baca Juga: Mucormycosis, Infeksi Jamur Hitam yang Dipenuhi Mitos, Ini Faktanya
"Semakin asin, maka lidah makin merasakan pahit. Jadi lebih baik kurangi garam saat memasak," tutur Daisy.
Bahkan jika perlu tanpa garam. Sebaliknya, tambahkanlah rasa pedas ke dalam menu makanan seperti sambal.
Daisy menyebutkan, makanan pedas, terutama sambal, mempengaruhi orang makan lebih banyak.
Karena senyawa pada makanan pedas, mempercepat aktivasi saraf untuk memproduksi air liur (saliva).
"Cabai dan bawang dalam sambal mengandung senyawa yang menekan saraf, lalu kita jadi merasa pedas dan memicu produksi air liur. Nah, orang jadi pengen makan," tuturnya.
Baca Juga: Idul Adha Jadi Momen Baik Sembuhkan Anosmia Akibat Covid-19, Kok Bisa?
3. Makanan bertekstur kasar
Makan makanan pedas bisa membantu mengurangi penderitaan saat mengalami anosmia.
Tapi bagi sebagian orang yang punya penyakit lain yang berkaitan di pencernaan, itu justru membahayakan.
Daisy mengingatkan pasien agar memperhatikan kondisi organ tubuh lainnya meski ingin segera pulih dari anosmia. Apalagi sampai terkena diare.
“Saat diare, pasien sebaiknya harus memilih makanan yang mudah dicerna dan tidak mengiritasi usus. Cari makanan yang lunak dan kaya nutrisi," ujarnya.
Termasuk jangan makan makanan sarat serbuk, misalnya kue satru.
Baca Juga: Bayi Gumoh Setelah Menyusu? 7 Cara Ini Ampuh Mengatasinya Tanpa Rasa Panik
"Makan yang gampang yang ditelan saja, seperti makanan berkuah."
Di luar 3 pantangan di atas, Daisy menyarankan agar pasien menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi rempah-rempah.
Apalagi jika pasien sampai merasa mual, bisa dipulihkan dengan jus lemon atau minuman tradisional wedang jahe. Kulit lemon dan kencur juga berfungsi sebagai anti bakteri.
Tujuannya supaya tidak ada infeksi sekunder dari bakteri dan jamur.
"Penderita Covid-19 itu udah terserang virus, jadi jangan sampai diserang oleh virus dan bakteri secara bersamaan. Tubuh kita akan kerepotan karena musuhnya banyak," pungkasnya. (*)
Baca Juga: Terapi Uap Panas dengan Minyak Kayu Putih Bisa Kembalikan Penciuman Akibat Covid-19, Benarkah?
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL