Kebanyakan kementerian kesehatan di banyak negara merekomendasikan untuk menjaga jarak minimum dan menghindari kelompok besar orang di luar.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini merujuk pada penelitian di China yang menekankan bahaya varian Delta setelah memeriksa responden yang melakukan isolasi diri setelah kontak dengan seseorang yang terinfeksi Delta.
Hasil tes reaksi berantai polimerase (PCR) kembali positif setelah rata-rata empat hari, bukannya enam hari yang diamati dengan varian sebelumnya, penelitian menemukan, sementara viral load juga ditemukan jauh lebih tinggi.
Menurut WHO, temuan ini menunjukkan bahwa varian Delta mungkin menyebar lebih cepat dan lebih menular pada tahap awal infeksi.
Sementara itu, tim peneliti yang dipimpin oleh Jamie Lopez Bernal dari otoritas Kesehatan Masyarakat Inggris menemukan kemanjuran vaksin Coidv-19 yang agak berkurang terhadap varian Delta.
Jab Pfizer-BioNTech, misalnya, ditemukan untuk melindungi terhadap infeksi Delta dengan efektivitas 88%, turun dari 95% dibandingkan dengan varian sebelumnya, tim menulis di New England Journal of Medicine.
Baca Juga: Distribusi Vaksin Covid-19 Tidak Merata, WHO Serukan Moratorium Suntikan Booster
Baca Juga: Begini 5 Cara Mencegah Infeksi Saluran Kemih yang Mudah dan Murah
Efektivitas jab AstraZeneca adalah 67%, turun dari sekitar 80%. Menurut RKI, semua orang tetap disarankan untuk mematuhi langkah-langkah perlindungan Covid-19, termasuk masker wajah dan jarak sosial, bahkan setelah divaksinasi sepenuhnya. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL