Find Us On Social Media :

Risiko Tertular Varian Delta di Luar Ruangan Kecil Tapi Tetap Ada, Studi

Menonton musik di udara terbuka. Kemungkinan tertular virus corona varian Delta tetap ada.

GridHEALTH.id - Banyak bagian di dunia yang lock down karena pandemi virus corona, perlahan mulai kembali fasilitas luar ruangan mereka, seperti pada kafe, bar, dan restoran.

Karena Covid-19 umumnya dianggap jauh lebih mudah menular di udara terbuka.

Tetapi apakah ini juga berlaku untuk varian Delta baru, yang pertama kali terdeteksi di India, dan dilaporkan bertanggung jawab atas lonjakan kasus di banyak negara dan menyebabkan kematian tinggi?

“Delta umumnya lebih menular, ini juga berlaku di luar ruangan,” kata Ralf Bartenschlager, presiden Masyarakat Virologi Jerman, kepada Deutsche Presse-Agentur (DPA) pada 08/08/2021.

Meskipun ada kemungkinan untuk terinfeksi dengan varian Covid-19 lain di luar, kemungkinannya jauh lebih tinggi dengan varian Delta, karena viral load mungkin meningkat lima kali lipat dibandingkan varian Alfa pendahulunya, jelasnya.

Namun, penularan virus di luar juga tergantung pada sejumlah faktor lain, seperti jarak yang dijaga antara dua orang. “Tidak ada cara menyeluruh untuk mengetahui seberapa cepat infeksi dapat terjadi,  mungkin perlu satu menit, atau mungkin satu jam,” kata Bartenschlager.

Baca Juga: Varian Delta Masih Jadi Ancaman, Dapat Menyebar Seperti Cacar Air, Pada Ahli Ingatkan Jangan Kendor Lakukan Prokes

Baca Juga: Bukan Hanya Paru-paru, TBC Ternyata Juga Bisa Menginfeksi Mata

Pada pertengahan Juli 2021, setidaknya 1.000 orang dinyatakan positif Covie-19 setelah festival musik terbuka di Belanda, yang dihadiri oleh sekitar 20.000 orang – yang sangat mengejutkan penyelenggara.

Pakar aerosol Gerhard Scheuch masih percaya bahwa virus corona sebagian besar ditularkan di dalam ruangan.

Selama acara luar ruangan berskala besar seperti pertandingan sepak bola atau festival, banyak orang masih berkumpul di area dalam ruangan tertentu, seperti saat berkendara di sana atau di kamar mandi, katanya.

Oleh karena itu, banyak wabah yang berhubungan dengan acara di luar ruangan bisa saja terjadi di dalam ruangan.

Ahli epidemiologi AS Eric Feigl-Ding baru-baru ini menyatakan keprihatinannya di Twitter atas jumlah indikasi yang menunjuk ke transmisi luar ruangan, merujuk pada dugaan wabah selama acara keagamaan di India yang diadakan di luar.

Pakar juga telah memperingatkan terhadap transmisi Delta yang dapat terjadi selama pertemuan singkat.

Menurut badan pengendalian penyakit nasional Jerman, Robert Koch Institute (RKI), penularan Covid-19 tetap jarang terjadi di luar dan hanya sedikit berkontribusi pada jumlah total kasus.

Baca Juga: 7 Langkah Praktis Mengobati Infeksi Kaki Diabetes Agar Luka Kering

Baca Juga: Teh Hijau dan Kopi, Dua Minuman Wajib Bagi Survivor Gangguan Jantung dan Stroke

Selama jarak minimum satu setengah meter dijaga, kemungkinan transmisi di luar ruangan sangat rendah karena sirkulasi udara, katanya.

Kebanyakan kementerian kesehatan di banyak negara merekomendasikan untuk menjaga jarak minimum dan menghindari kelompok besar orang di luar.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini merujuk pada penelitian di China yang menekankan bahaya varian Delta setelah memeriksa responden yang melakukan isolasi diri setelah kontak dengan seseorang yang terinfeksi Delta.

Hasil tes reaksi berantai polimerase (PCR) kembali positif setelah rata-rata empat hari, bukannya enam hari yang diamati dengan varian sebelumnya, penelitian menemukan, sementara viral load juga ditemukan jauh lebih tinggi.

Menurut WHO, temuan ini menunjukkan bahwa varian Delta mungkin menyebar lebih cepat dan lebih menular pada tahap awal infeksi.

Sementara itu, tim peneliti yang dipimpin oleh Jamie Lopez Bernal dari otoritas Kesehatan Masyarakat Inggris menemukan kemanjuran vaksin Coidv-19 yang agak berkurang terhadap varian Delta.

Jab Pfizer-BioNTech, misalnya, ditemukan untuk melindungi terhadap infeksi Delta dengan efektivitas 88%, turun dari 95% dibandingkan dengan varian sebelumnya, tim menulis di New England Journal of Medicine. 

Baca Juga: Distribusi Vaksin Covid-19 Tidak Merata, WHO Serukan Moratorium Suntikan Booster

Baca Juga: Begini 5 Cara Mencegah Infeksi Saluran Kemih yang Mudah dan Murah

Efektivitas jab AstraZeneca adalah 67%, turun dari sekitar 80%. Menurut RKI, semua orang tetap disarankan untuk mematuhi langkah-langkah perlindungan Covid-19, termasuk masker wajah dan jarak sosial, bahkan setelah divaksinasi sepenuhnya. (*)

#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL