GridHEALTH.id - Mammoplasty Augmentation atau bedah augmentasi payudara atau implan silikon adalah salah satu prosedur yang dilakukan wanita untuk mendapatkan payudara yang lebih penuh.
Namun, saat melahirkan bayi, pertanyaan seputar menyusui setelah operasi implan dapat membuat wanita khawatir.
Mammoplasty dilakukan untuk wanita yang ingin memiliki payudara yang lebih besar atau lebih penuh.
Ini melibatkan penempatan implan bedah di belakang setiap payudara untuk meningkatkan volumenya dan meningkatkan bentuknya untuk menciptakan sosok proporsional yang diinginkan seseorang.
Sementara itu, pengecilan payudara atau mammoplasty dilakukan untuk menghilangkan lemak, jaringan kelenjar, dan kulit untuk mengurangi ukuran payudara dan membuatnya lebih ringan dan kencang.
Operasi pengecilan juga dapat mengurangi ukuran areola, kulit yang lebih gelap di sekitar puting. Operasi ini bertujuan untuk mengecilkan ukuran payudara dan membuatnya proporsional dengan bagian tubuh lainnya.
Baca Juga: Pekan ASI Sedunia 2021: Ini Dia 10 Cara Mencegah Payudara Kendur
Implan payudara adalah struktur silikon lembut buatan manusia yang dimasukkan di bawah kulit untuk mengubah atau memperbesar payudara.
Payudara terdiri dari jaringan lemak dan kelenjar, ligamen, saraf, dan pembuluh darah. Susu diproduksi dalam struktur kelenjar yang disebut lobulus yang kemudian diangkut melalui sistem saluran atau saluran ke puting.
Saraf di kompleks puting-areola mengirim sinyal ke otak untuk memulai produksi dan aliran ASI, kelenjar kecil melumasi puting dan otot berkontraksi untuk mendukung menyusui.
Kebanyakan wanita memiliki jumlah jaringan penghasil susu yang sama. Payudara yang lebih kecil atau lebih besar tidak mempengaruhi jumlah ASI yang diproduksi.
Ada cukup banyak kisah sukses tentang wanita yang telah menjalani operasi pengecilan payudara atau pembesaran payudara dan tetap bisa menyusui bayi mereka dengan nyaman, bahkan bayi kembar.
Demikian kata Dr Viral Desai, Ahli Bedah Kosmetik dan Plastik Bersertifikat Dewan, Pendiri Bedah Plastik Kosmetik Dan Spesialisasi Super Laser (CPLSS), Mumbai, India
Hal yang perlu diingat, wanita harus memperhatikan bahwa kemampuan menyusui kemungkinan besar dipengaruhi oleh sejauh mana saraf dan jaringan penghasil susu terputus.
Baca Juga: Mengenal Aneka Faktor Munculnya Diabetes Tipe 2, Paling Sering Karena Kegemukan
Baca Juga: Keputihan, Gangguan Organ Reproduksi Paling Sering Muncul Pada Wanita
Ini pada gilirannya tergantung pada jumlah jaringan payudara yang diangkat, dan bagaimana dan di mana sayatan dilakukan.
Maka itu, bila pasien masih ingin hamil yang otomatis bakal menyusui, pasien harus memasukkan rencana ini saat konsultasi tahap awal dengan dokter bedah plastik.
Baca Juga: Risiko Stroke Meningkat Bila Pengobatan Hipertensi Tidak Tepat, Studi
Baca Juga: Khasiat Buah Pala, Ternyata Bisa Membantu Menurunkan Berat Badan
Perencanaan yang detail dan empatik dengan dokter bedah plastik, bersama konsultan laktasi, dapat menghilang kekhawatiran tentang menyusui setelah operasi pembesaran/pengecilan, atau rekonstruksi payudara.(*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL