Ilmuwan Denmark ini menekankan bahwa penyelidik WHO tidak menemukan bukti langsung tentang hal ini.
Untuk diketahui, China telah lama dituduh menutupi wabah awal dan menyembunyikan informasi ketika pertama kali muncul di Wuhan pada Desember 2019.
Embarek menunjukkan virus itu telah berkembang selama beberapa waktu untuk memungkinkan jenis yang berbeda ini berkembang.
Dia juga mengungkapkan bahwa hingga 1.000 orang di Wuhan dapat terinfeksi pada awal Desember, perkiraan berdasarkan data China yang menunjukkan 174 kasus penyakit parah.
Tak hanya itu, saat ini Dr Embarek kini dengan lantang mengungkapkan betapa sulitnya bagi timnya untuk mengakses dokumen.
Bahkan sulit mendiskusikan teori kebocoran laboratorium dengan para ilmuwan dan pejabat China.
Embarek mengatakan kepada jaringan televisi, "Sampai 48 jam sebelum kami menyelesaikan seluruh misi, kami masih belum memiliki kesepakatan bahwa kami akan berbicara tentang bagian laboratorium dari laporan, jadi sampai akhir dibahas apakah itu harus dimasukkan atau tidak.”
Tim mengunjungi Institut Virologi Wuhan, tempat para ilmuwan meneliti virus corona kelelawar, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Wuhan.
Baca Juga: Setelah Divaksin Covid-19 Jangan Langsung Minum Obat, Ini Risikonya