GridHEALTH.id - Hari ini, 16/8/2021 PPKM berlevel di Jawa Bali berakhir.
Mengenai kondisi pandemi Covid-19 setelah PPKM diberlakukan di Indonesia banyak kemajuannya.
1. BOR Terjadi Penurunan
Baca Juga: Gelar Lomba Berhadiah Hingga Upacara Bendera, KG Media Gelar Festival 17-an se-Indonesia
Menurut Jokowi, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit di Jawa-Bali mengalami penurunan.
Hal ini disampaikannya saat memberikan keterangan di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (15/8/2021).
"Alhamdulillah BOR di Jakarta sudah berada di kisaran 29,4 persen. Sementara di Jawa Barat 32 persen, dan Jawa Tengah 38,3 persen," kata Jokowi sebagaimana dikutip dari Kompas TV.
Bagaimana dengan di Jawa Timur dan provinsi lainnya?
Jokowi menyampaikan, BOR di Jawa Timur tercatat 52,3 persen, Banten 33,4 persen, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 54,7 persen.
"BOR di Wisma Atlet yang juga sudah turun di angka 19,64 persen. Jadi secara nasional, BOR kita berada di angka 48,14 persen," ujarnya, seperti dikutip dari Kompas.com (16/8/2021).
2. Kasus Aktif Covid-19 Jawa-Bali Turun
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyebutkan, kasus aktif Covid-19 di beberapa provinsi di Jawa-Bali mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Baca Juga: PPKM Disebut Tak Konsisten, Jokowi; Virusnya pun Selalu Berubah dan Bermutasi
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, DKI Jakarta berhasil menurunkan kasus aktif Covid-19 hingga 90,18 persen dalam kurun waktu tiga pekan terakhir.
Sebelumnya kasus aktif di DKI Jakarta meningkat 10 kali lipat hingga mencapai puncaknya pada 16 Juli 2021.
"Saat ini sudah bisa turun dalam kurun waktu tiga minggu, ini yang luar biasa turun 90 persen dari puncak, luar biasa sekali DKI Jakarta turunnya 90,18 persen, ini per tanggal 11 Agustus," kata Dewi dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (12/8/2021).
Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan kasus aktif hingga 38,50 persen, setelah sebelumnya mengalami kenaikan kasus sembilan kali lipat.
Jawa Barat menunjukkan penurunan kasus aktif hingga 42,91 persen dalam kurun waktu dua pekan.
Banten menunjukkan penurunan kasus aktif hingga 67,93 persen dalam kurun waktu dua pekan, setelah sebelumnya terjadi kenaikan kasus aktif hampir 20 kali lipat.
Jawa Timur mengalami penurunan kasus aktif hingga 44,80 persen setelah sebelumnya mengalami kenaikan kasus 20 kali lipat dengan puncak kasus aktif pada 29 Juli 2021.
Baca Juga: Anies Baswedan Tak Buru-buru Longgarkan Pembatasan Meski Kasus Covid-19 di DKI Melandai
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga mengalami penurunan kasus aktif hingga 20,79 persen dalam kurun waktu enam hari.
Bali dengan penurunan kasus aktif hingga 7,04 persen dalam kurun waktu enam hari terakhir.
3. Kasus Kematian Masih Tinggi
Kasus kematian akibat Covid-19 justru masih cukup tinggi. Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan, dalam 30 hari terakhir penambahan kasus kematian harian di atas 1.000 kasus per hari.
Terhitung sejak 16 Juli sampai 14 Agustus 2021, kasus kematian di tingkat nasional yang dilaporkan pemerintah yaitu 46.174 jiwa.
Sementara itu, secara kumulatif, jumlah kasus kematian hingga 14 Agustus 2021 yaitu 116.366 jiwa setelah ada penambahan 1.270 kasus kematian kemarin.
Sebagai perbandingan, data perkembangan Covid-19 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, kematian akibat Covid-19 di Indonesia pada 13 Agustus 2021 tertinggi di dunia.
Kabar baiknya, diwartakan Tribunnews.com (16/8/2021), Jokowi mengatakan Pandemi Covid-19 yang terjadi selama satu setengah tahun lebih telah membuat perilaku serta infrastruktur kesehatan.
Baca Juga: Sudah Divaksin, 2 Kelompok Ini Rentan Kembali Terinfeksi Covid-19
Hal itu disampaikan Presiden dalam sidang tahunan MPR, dan Sidang Bersama DPR RI-DPD RI, (16/8/2021).
"Selama satu setengah tahun diterpa pandemi, telah terjadi penguatan yang signifikan dalam perilaku dan infrastruktur kesehatan kita, dan sekaligus penguatan kelembagaan nasional kita," paparnya.
Selain itu selama Pandemi Covid-19, kesadaran, partisipasi, dan kegotongroyongan masyarakat juga menguat luar biasa.
Kelembagaan pemerintahan lintas sektor dan lintas lembaga negara, serta antara pusat dan daerah sampai dengan desa, juga mengalami konsolidasi.
"Hal ini membuat kapasitas sektor kesehatan meningkat pesat dan semakin mampu menghadapi ketidakpastian yang tinggi dalam pandemi," katanya.
Lebih istimewa, kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan pun, papar Jokowi meningkat setelah adanya Pandemi.
Perilaku memakai masker dan menjaga jarak telah menjadi kesadaran baru.
Gaya hidup sehat, menjaga kebersihan lingkungan, berolah raga, dan mengonsumsi makanan yang bernutrisi jadi membudaya.
"Hal ini merupakan modal besar untuk menuju masyarakat yang lebih sehat dan dalam pengembangan SDM yang berkualitas," katanya.
Selain itu kata Presiden, kesadaran dan antusiasme masyarakat untuk divaksin, memperoleh layanan kesehatan, memperoleh pengobatan, serta saling peduli juga semakin tinggi.
Pandemi telah mengajarkan bahwa kesehatan adalah agenda bersama.(*)
Baca Juga: Muncul Infeksi Saluran Kemih Saat Hamil, Begini Cara Mengobatinya