Find Us On Social Media :

Peneliti di Inggris Kembangkan Tes PCR yang Lebih Murah dan Cepat

Ilmuwan di Inggris sedang mengembangkan tes PCR yang lebih murah dan cepat.

GridHEALTH.id - Karena pandemi tampaknya belum akan segera berakhir, para peneliti telah mengembangkan tes Covid-19 yang lebih murah dan lebih cepat.

Kemajuan penelitian ini muncul dari para ilmuwan di University of Birmingham,  di tengah kontroversi yang sedang berlangsung tentang biaya tes yang diperlukan untuk pelancong yang datang ke Inggris dan negara-negara Eropa lainnya.

Tes PCR di Inggris biasanya berharga sekitar 65 pound Inggris (sekitar 1 juta Rupiah) tetapi beberapa klinik swasta mengenakan biaya sekitar 200 (setara hampir 4 juta Rupiah). Harga serupa telah dilaporkan di negara-negara zona euro.

Sekretaris Kesehatan Eropa Sajid Javid telah mengakui bahwa biaya pengujian PCR dapat menjadi penghalang bagi orang yang ingin bepergian. Javid juga mengatakan konsumen dan keluarga perlu dilindungi dari praktik eksploitatif.

Tinjauan internal tentang harga dan standar layanan dari penyedia tes akan diumumkan pada akhir pekan. 

Para peneliti di University of Birmingham mengatakan mereka telah mengembangkan tes yang sensitif seperti tes PCR tetapi dapat memberikan hasil hanya dalam beberapa menit tanpa memerlukan laboratorium.

Baca Juga: BUMN Kimia Farma Resmi Turunkan Harga Tes PCR Covid-19, Sekarang Jadi 500 Ribu Rupiah

Baca Juga: Pengobatan Rumahan, Masker Wajah Buatan Sendiri Cocok Untuk Pria

Produk ini diklaim akan sangat cocok untuk dipakai di bandara dan dapat diluncurkan dalam tiga hingga enam bulan dengan dukungan komersial.

Tes mereka, menggunakan metode reaksi amplifikasi eksponensial (EXPAR), dapat mendeteksi hasil dalam waktu kurang dari 10 menit, bahkan untuk virus tingkat rendah, kata mereka.

Tim Dafforn, profesor bioteknologi di School of Biosciences Universiy of Birmingham mengatakan,  "Tes yang ideal adalah tes yang cukup sensitif dan cepat dan alat tes kami, yang disebut RTF-EXPAR, dapat melakukan hal ini."

Dia menambahkan: "Kesederhanaan dan kecepatan tes baru ini berarti bahwa itu sangat cocok untuk lingkungan di mana jawaban cepat diperlukan dekat dengan kebutuhan, seperti bandara dan tempat hiburan.

"Tes ini bekerja dengan instrumentasi yang ada, yang berarti bahwa itu mungkin dapat digunakan di area ini dalam tiga hingga enam bulan dengan beberapa dukungan komersial."

Pada virus tingkat rendah, hasil terdeteksi dalam waktu sekitar 8,75 menit, sedangkan pada konsentrasi tinggi waktu deteksi hanya 3,08 menit, kata para peneliti.

Profesor Andrew Beggs, dari Institute of Cancer and Genomic Sciences di universitas, yang sama, juga mengerjakan studi yang diterbitkan di PNAS, mengatakan tes mereka harus jauh lebih murah daripada tes berbasis laboratorium dan menambahkan bahwa mereka ingin melihatnya segera dipublikasikan.

Baca Juga: Komplikasi Diabetes Pada Lansia yang Sering Terlupakan, Depresi yang Berujung Pada Menurunnya Kesejahteraan Mental

Baca Juga: Dari Alpha ke Lambda, Ini Sejarahnya Mengapa Varian Virus Corona Diberi Nama Alfabet Yunani

Dia berkata: "Analisis menunjukkan sensitivitas RTF-EXPAR setara dengan pengujian PCR kuantitatif, dengan nilai prediksi positif 89%, dan nilai prediksi negatif 93%."

Hasil lengkapnya akan dipublikasikan dalam waktu dekat. Prof Beggs menambahkan: "Universitas telah mengajukan permohonan paten dan sedang berbicara dengan mitra komersial yang akan membawa tes ke pasar.

Baca Juga: Ramai TikTok Challenge Membekukan Madu Serasa Makan Permen, Ini Dampaknya Pada Kadar Gula Darah dan Pencernaan Kata Ahli

Baca Juga: Membuat Diri Kelaparan, Cara Paling Gagal Menurunkan Berat Badan, Ini Alasannya

Kami ingin melihatnya diluncurkan sesegera mungkin. Tes ini cocok untuk pengujian di dekat pasien tanpa harus ke laboratorium sehingga bakal lebih murah." (*)

#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL