Find Us On Social Media :

Masyarakat Rebutan Vaksin Pfizer hingga Emosi, Menkes Budi Tegaskan Manfaat Vaksin Covid-19 Semuanya Sama, Jangan Pilih-pilih!

Warga Kupang NTT rebutan vaksin Covid-19, hingga robohkan pagar Kampus.

GridHEALTH.id - Antusiasme masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi rupanya tergolong sangat tinggi semenjak kehadiran vaksin Pfizer di Indonesia.

Bahkan dikabarkan, masyarakat rela berebut dan antre menunggu lama demi mendapat suntikan vaksin Pfizer.

Baca Juga: Efektivitas Tinggi Cegah Covid-19, Kemenkes Izinkan Penggunaan Vaksin Pfizer untuk Anak Usia 12 Tahun ke Atas

Rebutan vaksin Pfizer tersebut juga tampak di sentra vaksinasi Covid-19 Mall Cilandak Town Square, Jakarta Selatan.

Melansir laman Tribunnews.com, Koordinator Sentra Vaksinasi Covid-19 Mall Cilandak Town Square Kolonel Piter Dwi Ardianto mengatakan bahwa masyarakat rela antre sejak pukul 05.00 WIB atau sebelum mal dibuka.

"Kami di sini biasanya mulai pukul 08.00 WIB. Kemudian saya datang sekitar pukul 07.00 WIB, masyarakat sudah banyak. Mereka mengantre di sini dari jam 05.00 WIB, itu karena mereka pengin dapat (vaksin) Pfizer," ucap Piter, Selasa (24/8/2021).

Baca Juga: Jokowi Sebut Walikota Samarinda Tampak Segar usai Disuntik Vaksin Nusantara: 'Enggak Ngajak-ngajak'

Piter menjelaskan, ini adalah hari pertama vaksin Pfizer digunakan di sentra vaksinasi Covid-19 Mall Cilandak Town Square.

Hanya ada 120 dosis vaksin Pfizer yang disediakan untuk masyarakat pada hari pertama ini.

"Ini adalah pertama kami menerima vaksin pfizer dari puskesmas Cilandak untuk menyelenggarakan 120 dosis," kata Piter.

Piter mengungkapkan, dosis vaksin Pfizer yang hanya 120, tidak sebanding dengan jumlah masyarakat yang datang.

Baca Juga: Efek Samping Vaksin Moderna Lebih Terasa Dibanding Vaksin Lainnya, Jangan Kaget

Tak sedikit masyarakat yang memberikan alasan saat berebut vaksin Pfizer.

Ada yang beralasan telah menunggu vaksin Pfizer digunakan di Indonesia.

Ada pula yang beralasan tidak bisa divaksin menggunakan vaksin Sinovac maupun Astrazenaca.

Bahkan, ada yang beralasan ingin divaksin pakai vaksin tersebut untuk bepergian ke luar negeri.

Baca Juga: Hindari Konsumsi 4 Jenis Makanan Ini, Diet Diabetes pun Sukses

Sebagai catatan, memang ada beberapa negara yang hanya menerima pelancong yang telah disuntik vaksin dari Pfizer-BioNTech, Moderna, atau AstraZeneca, atau Johnson & Johnson.

Biasanya, beberapa negara Uni Eropa menginginkan semua turis yang masuk ke negaranya sudah mendapat suntikan penuh vaksin Covid-19 merek tersebut.

Kendati demikian akibat kejadian tersebut, Piter sempat bersitegang dengan masyarakat yang memburu vaksin Pfizer.

Baca Juga: Saat Haid, Bolehkah Wanita Menerima Vaksin Covid-19? Ini Saran Kemenkes

"Ramai sekali mereka. Sehingga mereka yang berdiri, itu agak keras ngomongnya sama saya. Mereka sedikit emosi, saya pribadi terus terang menanggapi sempat agak emosi," tutur Piter.

"Bersitegang hanya sebatas saling bicara keras, dia ngotot pengin dapat vaksin Pfizer. Dia beralasan sudah menunggu dari jam 05.00 WIB. Jadi kalau datang dari subuh, kami harusnya dapat vaksin pfizer," sambung Piter.

Padahal sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melarang masyarakat memilih jenis vaksin Covid-19.

Menkes Budi meminta masyarakat tak pilih-pilih jenis vaksin lantaran seluruhnya memberikan manfaat yang sama.

Baca Juga: Program Vaksinasi Covid-19 Indonesia Masuk Ranking 9 Dunia, Menkes Targetkan Selesai Januari 2022

Baca Juga: Bukan Hanya Ibu dan Bayi, 'Direct Breastfeeding' Berikan Manfaat Luar Biasa, Juga dari Segi Ekonomi dan Lingkungan

"Dengan adanya beberapa macam vaksin ini kami imbau agar masyarakat tidak pilih-pilih vaksin karena semua vaksin memberikan manfaat yang sama yaitu membangun antibodi tubuh kita," kata Budi dalam konfefensi pers daring, Senin (23/8/2021) malam. (*)

#hadapicorona