Find Us On Social Media :

Vaksin COVID-19 Russia Sputnik-V Efikasinya 91,6 Persen, BPOM Izinkan Penggunaannya di Indonesia

Vaksin Covid-19 Russia Sputnik-V, mendapat ijin BPOM untuk digunakan di Indoensia.

GridHEALTH.id - Vaksin COVID-19 Sputnik-V merupakan vaksin yang dikembangkan oleh The Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology di Russia.

Vaksin Covid-19 Sputnik-V menggunakan platform Non-Replicating Viral Vector (Ad26-S dan Ad5-S).

Vaksin ini di Indonesia didaftarkan oleh PT Pratapa Nirmala, sebagai pemegang EUA dan bertanggung jawab untuk penjaminan keamanan dan mutu vaksin ini di Indonesia.

Vaksin Sputnik-V digunakan dengan indikasi pencegahan COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 untuk orang berusia 18 tahun ke atas.

Seperti vaksin Covid-19 lainnya yang digunakan di Indoensia, vaksin Sputnik-V diberikan secara injeksi intramuscular (IM) dengan dosis 0,5 mL untuk 2 (dua) kali penyuntikan dalam rentang waktu 3 (tiga) minggu.

Perlu dkiketahui, vaksin ini termasuk dalam kelompok vaksin yang memerlukan penyimpanan pada kondisi suhu khusus, yaitu pada suhu -20oC ± 2oC.

Baca Juga: Penyanyi Legendaris Elly Kasim Meninggal Akibat Masalah Pencernaan Kronis, Rizky Billar Ungkap Duka Mendalam: Beliau Mengurus Pernikahan Kita saat Sedang Sakit

Mengenai penggunaan vaksin Sputnik-V, menurut Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito, sebagaimana proses pemberian Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) pada vaksin COVID-19 sebelumnya.

Pemberian EUA untuk Vaksin COVID-19 Sputnik-V telah melalui pengkajian secara intensif oleh Badan POM bersama Tim Komite Nasional Penilai Khusus Vaksin COVID-19 dan Indonesia Tenchnical Advisory Group on Immunization (ITAGI).

Penilaian terhadap data mutu vaksin ini juga telah mengacu pada pedoman evaluasi mutu vaksin yang berlaku secara internasional.

Nah, berdasarkan hasil kajian terkait dengan keamanannya, efek samping dari penggunaan Vaksin COVID-19 Sputnik-V merupakan efek samping dengan tingkat keparahan ringan atau sedang.

Hasil ini dilaporkan pada uji klinik Vaksin COVID-19 Sputnik-V (Gam-COVID-Vac) dan uji klinik vaksin lainnya dari teknologi platform yang sama.

Baca Juga: Pengobatan Rumahan Bagi Penyandang Diabetes 'Basah' Luka Sulit Kering

Efek Samping dan Efikasi vaksin Covid-19 Sputnik-V

“Efek samping paling umum yang dirasakan adalah gejala menyerupai flu (a flu-like syndrome), yang ditandai dengan demam, menggigil, nyeri sendi (arthralgia), nyeri otot (myalgia), badan lemas (asthenia), ketidaknyamanan, sakit kepala, hipertermia, atau reaksi lokal pada lokasi injeksi,” jelas Kepala Badan POM.

“Sementara untuk efikasinya, data uji klinik fase 3 menunjukkan Vaksin COVID-19 Sputnik-V memberikan efikasi sebesar 91,6% (dengan rentang confidence interval 85,6% - 95,2%),” lanjut Kepala Badan POM, seperti dikutip dari Siaran Pers BPOM (25/8/2021) prihal Badan POM Kembali Terbitkan EUA untuk Vaksin COVID-19 Sputnik-V.

Baca Juga: Tampak Berbeda, Warganet Curiga Gisel Berbadan Dua: 'Udah Berapa Bulan?', Benarkah Hamil Muda?

Terhadap sarana produksi vaksin, telah dilakukan dilakukan inspeksi onsite pada fasilitas produksi Vaksin COVID-19 Sputnik-V di Rusia, yaitu Generium dan Biocad sebagai fasilitas produksi bulk vaksin, serta Ufavita sebagai fasilitas fill and finish produk jadi.

Berdasarkan hasil inspeksi, hasilnya telah memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan standar persyaratan mutu vaksin.

Menyegerakan Tercapainya Herd Immunity

Penting juga diketahui, bersamaan dengan penerbitan EUA Vaksin COVID-19 Sputnik-V ini, Badan POM juga menerbitkan factsheet yang dapat diacu oleh Tenaga Kesehatan serta factsheet yang dikhususkan untuk masyarakat.

Factsheet tersebut berisi informasi lebih lengkap terkait keamanan dan efikasi vaksin ini dan hal-hal yang harus menjadi kewaspadaan dalam penggunaan vaksin, termasuk monitoring kemungkinan efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dan pelaporannya.

Baca Juga: Warga Cek Cok Adu Mulut Antri Vaksin Pfizer, Menko Polhukam Mahfud Md; Distribusian Vaksin Covid-19 Belum Merata

Dengan ini, bertambahnya jenis vaksin COVID-19 yang telah memperoleh EUA di Indonesia, diharapkan dapat semakin membantu Pemerintah untuk menyegerakan tercapainya herd immunity.

“Badan POM akan terus mendukung Pemerintah sesuai tugas pokok dan fungsinya dalam pengawasan obat agar masyarakat dapat mengakses vaksin COVID-19 yang telah memenuhi kualifikasi standar yang dipersyaratkan dengan segera,” tegas Kepala Badan POM.

Baca Juga: Wajib Sebelum Masuk dan Keluar Mal, Ini Arti Warna Hasil Scan QR Code Sertifikat Vaksin Covid-19

Sejak Januari 2021, Badan POM telah menerbitkan Izin Penggunaan Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) terhadap 6 (enam) jenis vaksin untuk penanganan pandemi COVID-19, yaitu Sinovac (CoronaVac), Vaksin COVID-19 Bio Farma, AstraZeneca COVID-19 Vaccine, Sinopharm, Moderna, dan Comirnaty (Pfizer). Selasa (24/08), Badan POM kembali memberikan persetujuan terhadap satu produk vaksin COVID-19 yang baru, yaitu Vaksin COVID-19 Sputnik-V.(*)

Baca Juga: 5 Makanan yang Bisa Bantu Lawan Badai Sitokin pada Pasien Covid-19