Find Us On Social Media :

Kanker Prostat Salah Satu Kanker Terbanyak Pada Pria, Kenali Gejalanya

Bila dideteksi sejak dini, kanker prostast memberikan harapan hidup lebih tinggi pada pria.

GridHEALTH.id - Deteksi dini dan penanganan secara tepat sangat penting untuk  meningkatkan usia harapan hidup pasien kanker prostat. Masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kepedulian terhadap kanker prostat mengingat penyakit ini merupakan kanker kedua terbanyak yang terjadi pada pria menurut menurut World Cancer Research Fund pada 2018.

Di dunia,  kanker  prostat  merupakan  salah  satu  kanker  terbanyak  pada  pria.  Sebanyak  99% pasien kanker prostat yang didiagnosis dan ditatalaksana pada stadium dini, memiliki angka harapan  hidup  hingga  5  tahun  serta  kualitas  hidup  cukup  baik.

Meskipun di Indonesia kanker  prostat  menempati  urutan  ke-5  jenis  kanker  yang  paling  banyak  di  derita  oleh  pria, menurut data dari Global Burden of Cancer (GLOBOCAN) pada tahun 2020, akan tetapi para penderita kanker prostat datang dalam kondisi stadium lanjut. 

Mengingat  pentingnya  edukasi  tentang  kanker  prostat  di  Indonesia,  maka  panitia  Prostate Cancer  Awareness  Month  dari  FKUI-RSCM-RSUI  serta  didukung  PT  Astellas  menginisiasi  gerakan #kenaliprostatmu untuk mengimbau masyarakat agar lebih memperhatikan pentingnya deteksi dini serta langkah-langkah yang harus dilakukan.

Tujuannya untuk dapat  meningkatkan  harapan  hidup  pasien  kanker  prostat  serta  untuk  mengedukasi  awam  agar semakin  banyak  masyarakat  terutama  pria  yang  semakin  paham  dan  mau  memeriksakan kesehatan prostatnya.

Dr. dr. Irfan Wahyudi, Sp.U (K), Kepala Departemen Urologi FKUI-RSCM dalam sambutannya pada Virtual Media Briefing hari ini mengatakan, bahwa sangat disayangkan karena sebagian besar pasien didiagnosis  ketika sudah pada stadium lanjut.

Baca Juga: Riset, Satu dari Dua Orang Berpotensi Terkena Kanker Pada Suatu Saat Dalam Hidup Mereka

Baca Juga: Masih Jadi Pertanyaan Awam, Perlukah Menyikat Gigi Setelah Sarapan?

Hal ini karena  deteksi dini kasus kanker  prostat  belum  optimal  di  Indonesia.