Find Us On Social Media :

Heboh Pasien Miliki CT Value Rendah Ekstrem selama Masa Isolasi, Benarkah Efek Varian Baru Covid-19?

Hubungan CT value dengan varian baru Covid-19

GridHEALTH.id -  Belum lama ini, beredar kabar pasien Covid-19 yang memiliki CT value rendah ekstrem, di bawah angka 5.

CT value adalah nilai batas ambang siklus saat pemeriksaan tes swab PCR yang dapat memprediksi tingkat keparahan penyakit Covid-19.

Baca Juga: Gejala Varian Mu, Mutasi Virus Corona yang Disebut Resisten Terhadap Vaksin

Diketahui, kelompok pekerja migran Indonesia (PMI) yang baru pulang ke Jawa Timur harus menjalani masa isolsi di Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya.

Namun anehnya, hasil tes swab PCR pekerja migran tersebut ditemukan memiliki angka CT value sekitar 1,8.

Baca Juga: Cara Meningkatkan Kualitas Tidur Selama Kehamilan, Lakukan Olahraga Hingga Hindari Stres

Akibat hal tersebut, beredar kabar bahwa kasus tersebut merupakan efek dari varian baru Covid-19.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan menetapkan, apabila CT value bernilai di bawah 30, maka spesimen mereka akan diperiksa menggunakan Whole Genome Sequence (WGS).

Lantas, benarkah hal tersebut?

Dikutip dari Kompas.com, penanggung jawab RSLI Surabaya, dr Samsulhadi menemukan pasien Covid-19 yang CT value-nya sangat rendah meski sudah dirawat hampir dua pekan.

Samsul telah menanyakan kepada dokter penanggung jawab pelayanan RSLI dr Fauqa Aulia untuk mengkonfirmasi CT value tersebut dengan tes swab PCR ulang.

Sebab, pasien itu telah dirawat selama 12 hari. 

Baca Juga: Gejala Penyakit Infeksi Malaria yang Mesti Diwaspadai, Cegah Komplikasi

"Sampai saya tanya dan konfirmasi ke dr Fauqa, ini nilai CT value-nya 1,8 atau 18? Mohon swab PCR-nya diulang. Setelah diulang, ternyata nilainya memang masih 1,8. Seharusnya setelah dirawat 10 hari sudah ada respons bagus," papar Samsul, Kamis (9/9/2021).

Samsul menyatakan temuan itu sebagai fenomena baru dan meminta dr Fauqa menindaklanjuti untuk mengantisipasi kemungkinan varian baru Covid-19.

"Untuk penanganan pasien PMI kita sangat antisipatif, terutama kemungkinan varian baru muncul," cetusnya.

Kendati demikian, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 sekaligus Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan pihaknya belum dapat memutuskan apakah CT value tersebut berkaitan dengan varian baru Covid-19.

Baca Juga: Mengobati SARS, Penyakit Infeksi Menular yang Disebabkan Virus Corona

"Belum (indikasi varian baru), masih menunggu, harus diperiksa genome sequencing ya."

"Ini masih harus dipastikan dengan WGS. Tentu pemeriksaan WGS bisa memastikan virus Covid-19 varian apa, apakah benar varian baru," jelas Nadia, dikutip dari CNN, Kamis (9/9/2021).

Baca Juga: 7 Cara Mencegah Kebutaan Pada Penyadang Diabetes, Wajib Dipatuhi

Terlepas dari itu, Fauqa meminta agar masyarakat tak khawatir. 

"Sekarang ini perkembangannya sudah melanda di  39 negara. Terhadap varian Mu ini kita tidak perlu khawatir. Sebagai VoI (Variant of Interest), sifatnya tidak berubah dari gejala klinis, perkembangan di penyakitnya, dan juga terapinya masih sama," sebut Fauqa. (*)

#hadapicorona